Minggu, 18 Desember 2011

Pada Sebuah Kapal

resensi novel angkatan ' 66
IDENTITAS NOVEL
Judul : Pada sebuah Kapal
Karangan : NH. Dini
Cetakan : Kedua, Tahun 1988
Tebal : 350 halaman


A. Sinopsis novel “Pada Sebuah Kapal”

Sri dilahirkan dari keluarga sederhana yang sangat menyenangi seni.
Ayahnya adalah seorang pelukis. Sejak kecil, dia dimasukkan ke sekolah
tari. Sri adalah anak bungsu dari lima bersaudara. Mereka hidup dengan
rukun di sebuah desa kecil yang terdapat di Semarang.
Saat umurnya tiga belas tahun, ayahnya meninggal dan setelah selesai
sekolah menengah atas, Sri bekerja sebagai penyiar radio yang terdapat
di kotanya.selama tiga tahun menjadi penyiar radio, ia mulai merasa
jenuh dengan pekerjaannya. Sri mencoba mengikuti pendidikan pramugari
yang ada di kota tersebut dan akhirnya mendapat kesempatan untuk diuji
di Jakarta. Tapi sayang, ia tidak lulus menjadi pramugari disebabkan
adanya penyakit yang terdapat di dalam paru – parunya. Setelah
berobat, Sri harus istirahat selama tiga bulan dan ia memilih sebuah
desa di Salatiga untuk menyembuhkan penyakitnya.
Setelah sembuh, Sri mencoba untuk hidup di Jakarta walaupun tidak
menjadi pramugari. Ia yakin dengan bakat yang dimilikinya ia dapat
hidup di Jakarta. Ia tinggal di rumah pamannya yang sebelumnya
ditempati oleh kakaknya, Sutopo yang telah lebih dulu ke Jakarta. Kini
Sutopo telah mempunyai rumah di Jakarta.
Di Jakarta ia bekerja sebagai penyiar radio dan penari untuk acara –
acara istana. Di gedung latihan itu, Sri menyukai seorang laki – laki.
Namanya Basir. Tapi perasaannya bertepuk sebelah tangan. Di sisi lain,
Yus sangat mencintainya dan ingin menikah dengannya. Tapi Sri tidak
begitu menyukai Yus, karena komunis. Selain itu ada Narti, teman kecil
Sri waktu sekolah dasar yang sekarang menjadi pramugari. Narti sering
main ke rumah paman Sri untuk mengunjunginya. Narti memperkenalkan
kedua teman yang bekerja di angkatan udara kepada Sri, mereka bernama
Saputro dan Mokar.
Pertemanan Sri dan Suparto awalnya biasa – biasa saja. Seperti
biasanya, sikap Saputro sangat lembut dan perhatian. Dari sikapnya
itu, Sri mulai jatuh hati dengan sosok Saputro. Kedekatan antara Sri
dengan Saputro semakin dekat setelah mereka bertemu di acara Malam
Kesenian Kongres Pemuda se-Asia. Dari pertemuan itulah, keduanya yakin
kalau mereka saling mencintai. Saputro memiliki jadwal penerbangan
yang tidak menentu sehingga kedatangannya tidak dapat diperkirakan
oleh Sri. Setelah Saputro selesai mengikuti pendidikan di
Cekoslovakia, mereka memutuskan untuk tunangan dan segera menikah.
Setelah kembali dari Cekoslovakia, Saputro menemui Sri dan memberikan
sebuah cincin sebagai tanda pengikat diantara mereka. Malam itu pun
mereka habiskan bersama.
Seperti biasanya Saputro harus melakukan penerbangan dengan jadwal
yang tidak dapat dipastikan. Walaupun jarak yang jauh, mereka telah
menyiapkan segala sesuatu untuk pernikahan. Tapi kebahagiaan yang
sebentar lagi akan diraih oleh Sri harus bergantikan air mata, karena
Saputro tewas saat penerbangan dari Bandung menuju Jakarta karena
cuaca yang buruk.
Kabar ini sangat melukai hati Sri. Dia seperti tidak memiliki semangat
hidup, dan dia memutuskan untuk menenangkan diri. Dalam kesedihannya,
Carl selalu menghibur Sri. Carl adalah teman Sutopo yang sebenarnya
dia juga mencintai Sri. Namun ada satu hal yang tidak disukai Sri dari
Carl, dia terlalu sombong dengan kekayaan yang dimiliki olehnya
walaupun sikapnya baik terhadap Sri.
Sepuluh bulan setelah wafatnya Sutopo, Sri memutuskan akan menikah
dengan Charles yang berkebangsaan Perancis. Charles adalah seorang
diplomat yang sangat tertarik dengan kebudayaan. Keputusannya untuk
menikah dengan Charles ditentang oleh keluarga, terutama Sutopo.
Kakaknya itu tidak setuju kalau Sri menikah dengan Charles. Sutopo
yakin Sri tidak akan bahagia menikah dengan Charles karena Sri belum
begitu mengenal Charles. Namun Sri tidak peduli dengan nasehat
keluarga. Ia tetap menikah dengan Charles dan kewarganegaraannya
menjadi Perancis. Setelah menikah, mereka bermukim di Kobe, Jepang.
Kehidupan rumah tangga Sri tidak bahagia, Charles yang pada awalnya
baik, perhatian sebelum menikah, kini berubah menjadi seorang yang
pemarah, pelit, dan suka membentak – bentak. Sri yang sejak awal tidak
mencintai Charles, menjadi semakin benci karena sikap yang ditunjukan
Charles. Dari Charles, Sri melahirkan seorang anak perempuan.
Pada kesempatan liburan, Charles mengajak anak dan istrinya untuk
melakukan perjalanan ke beberapa Negara. Setelah dari Indonesia,
mereka berangkat ke Saigon. Di sana Charles Menyuruh kepada istrinya
untuk melakukan perjalanan dengan kapal. Sementara dirinya akan
mengunjungi beberapa Negara yang akan dikunjunginya. Sri tidak
keberatan melakukan perjalanan dengan kapal berdua dengan anaknya yang
masih berumur dua tahun. Karena dia tidak pernah mengharapkan suaminya
yang pemarah itu. Hanya kewajibanlah yang mengikat Sri untuk setia
terhadap suaminya.
Perjalanan dari Saigon menuju Marseille membutuhkan waktu yang lumayan
lama, sekitar tiga bulan. Di kapal itulah Sri bertemu dengan Michel,
seorang komandan kapal yang juga kecewa dengan istrinya. Sejak pertama
melihatnya, Sri sudah tertarik karena sikapnya dan pada beberapa
kesempatan, mereka bertemu. hubungan antara Sri dengan Michel semakin
dekat setelah acara pesta dansa. Sejak itu mereka sering bertemu dan
cinta pun tumbuh diantara mereka berdua. Awalnya Sri berpikir untuk
selalu setia terhadap suaminya yang tidak pernah dicintainya, tapi Sri
juga berhak untuk mendapatkan kebahagiaan. Dia sangat mencintai
Michel, dan Michel pun demikian. Sosok Michel mengingatkan Sri pada
cintanya yang telah hilang. Selama perjalanan itulah dia menemukan
kebahagiaan yang selama ini tidak pernah dirasakan olehnya.
Setelah sampai di Marseille, Charles sudah menunggunya dan Sri pun
harus berpisah dengan kekasihnya Michel. Setelah pekerjaan suaminya
selesai, mereka kembali ke Kobe. Kehidupan Sri berjalan seperti
biasanya. Setelah sekian lama tidak bertemu, akhirnya Michel
mengabarkanakan lewat telegram bahwa dia akan ke Yokohama. Sri sangat
gembira mendengar kabar ini. Akhirnya Michel dan Sri bertemu, mereka
saling mencintai dan pada kesempatan – kesempatan yang jarang itu
mereka selalu menghabiskan waktu bersama. Sri dan Michel menyadari
akan keterikatan mereka terhadap pernikahan yang mereka jalani dengan
pasangan masing – masing. Namun keadaan itu tidak menghalangi cinta
keduanya. Sri sadar akan kehidupan Michel, dan dia akan selalu
mencintai Michel.




B. Unsur Intrinsik novel “Pada Sebuah Kapal”

1. Tema
Perselingkuhan yang disebabkan oleh ketidakharmonisan dalam rumah
tangga dan ketegaran dalam menghadapi semua masalah yang dihadapi
dalam hidup.
2. Latar atau Setting
a. Semarang
b. Jakarta
c. Kobe, Jepang
d. Kapal
e. Perancis
f. Yokohama
3. Alur atau Plot
a. Tahapan Permulaan
Sri dibesarkan dalam keluarga yang kental dengan darah seniman. Dia
adalah anak bungsu dari lima bersaudara. Seperti kakak – kakaknya, dia
dimasukkan ke sekolah tari oleh ayahnya. Saat umurnya tiga belas
tahun, ayahnya meninggal. Setelah selesai dari sekolah menengah atas,
Sri bekerja sebagai penyiar radio yang ada di kotanya, Semarang. Tiga
tahun menjadi penyiar radio, Sri mulai merasa jenuh. Dia mencoba
mengikuti pendidikan pramugari dan akhirnya mendapat kesempatan untuk
diuji di Jakarta. Sri mengikuti berbagai macam tes. Hasil tes dapat
diketahui beberapa bulan kemudian. Berdasarkan hasil tes yang
diterima, Sri mengidap penyakit paru – paru, sehingga dia tidak
diterima menjadi pramugari. Sri melakukan pengobatan dan istirahat
total dari pekerjaannya selama dua bulan. Dia memilih tinggal di
Salatiga untuk menyembuhkan lubang yang terdapat di paru – parunya.
Setelah sembuh, Sri memutuskan pergi ke Jakarta. Dia tinggal di rumah
pamannya yang dulu ditempati Sutopo, kakaknya yang telah lebih dulu ke
Jakarta. Sekarang Sutopo memiliki rumah sendiri di Jakarta.
b. Tahapan Pertikaian
Selain bekerja sebagai penyiar radio, Sri menjadi penari untuk menari
di istana pada perayaan – perayaan tertentu. Rekan – rekan kerjanya,
sebagian tidak menyukai Sri, namun Sri tetap sopan terhadap mereka dan
bersabar menghadapi semuanya. Di Jakarta, Sri bertemu dengan teman
kecilnya waktu sekolah dasar, namanya Narti. Sekarang Narti bekerja
sebagai pramugari. Dia sering menemui Sri untuk sekedar makan atau
nonton film. Dari Narti, Sri mengenal Mokar dan Saputro yang merupakan
pilot angkatan udara. Selain itu, Carl seorang warga negara asing,
kawan Sutopo, dan Charles yang berkebangsaan Perancis yang sangat
tertarik dengan kebudayaan. Setelah beberapa lama tinggal di Jakarta,
Ibu Sri meninggal.
c. Tahapan Perumitan
Sri bertemu lagi dengan Saputro pada Malam Kesenian Pemuda se- Asia.
Pada saat itu Sri merasakan ada yang berbeda dalam dirinya, begitu
melihat sikap Saputro yang seperti mencintanya. Padahal sebelum –
sebelumnya mereka sering pergi bersama tapi bersama Narti dan Mokar.
Sejak malam itu, keduanya semakin dekat dan menjalin kasih. Setelah
merasa cukup, mereka memutuskan akan tunangan dan segera menikah
setelah Saputro selesai mengikuti pendidikan di Cekoslovakia. Namun
impian yang telah dirancang itu harus terkubur dalam – dalam, karena
Saputro tewas saat penerbangan Bandung – Jakarta. Hati Sri hancur
mendengar kabar buruk itu, Sri tenggelam dalam kesedihan. Di saat yang
sulit – sulit itu, Carl selalu menghibur Sri, karena dari awal dia
juga sudah menyukai Sri. Namun Sri menolak cinta Carl. Setelah sepuluh
bulan kematian tunangannya, Sri memutuskan untuk menikah dengan
Charles. Walaupun sebenarnya, dia idak mencintai Charles. Keputusan
Sri untuk menikah dengan Charles tidak disetujui oleh keluarga,
terutama kakaknya. Sutopo yakin kalau adiknya tidak akan bahagia jika
menikah dengan Charles, karena Sri belum terlalu mengenal Charles
dengan baik. Namun Sri keras kepala, Dia tetap menikah dengan Charles
d. Tahapan Puncak ( klimaks)
Setelah menikah dengan Charles, kewarganegaraan Sri berubah menjadi
Perancis mengikuti suaminya. Mereka menetap di Kobe-Japang. Pernikahan
Sri dengan Charles tidak bahagia, walaupun Charles selalu bilang
mencintainya. Setelah menikah, sikap Charles berubah. Charles tidak
lagi seperti yang dikenal Sri sebelum menikah. Sekarang Charles suka
marah – marah dan membentak Sri. Sikap ini membuat Sri semakin
membenci Charles. Dari Charles, Sri melahirkan anak perempuan. Saat
umur anaknya dua tahun, Charles mengajak istrinya berkunjung ke
beberapa Negara. Setelah satu bulan berada di Indonesia, mereka
terbang ke Saigon. Disana Charles meminta istri dan anaknya untuk
melakukan perjalanan dengan kapal, sedangkan dirinya akan mengunjungi
Negara – Negara yang ingin dikunjunginya.di kapal itulah Sri menemukan
kebahagiaan yang selama ini telah hilang.
Dalam perjalanan dari Saigon menuju Marseille, Sri bertemu dengan
seorang komandan kapal bernama Michel Dubanton. Sikap yang
ditunjukkannya membuat Sri jatuh hati pada komandan tersebut. Dalam
beberapa kesempatan, mereka bertemu dan mulai mengenal satu sama lain.
Sri yang tidak bahagia dengan pernikahannya dengan Charles, dan Michel
yang kecewa dengan istrinya Nicole, mencoba mencari kebahagiaan di
luar pernikahannya. Perjalanan dari Saigon menuju Marseille merupakan
hal ang sangat membahagiakan bagi Sri, walaupun dia tahu menghianati
suaminya merupakan suatu kesalahan, tapi dia tidak menyesalinya.
e. Tahapan Peleraian
Setelah perjalanan berakhir, Sri dan Michel harus berpisah. Sri sangat
sedih, dia menangis karena perpisahan mengingatkan dirinya akan
seseorang yang telah meninggalkannya. Setelah urusan suaminya selesai,
mereka kembali ke Kobe. Kehidupan Sri kembali seperti semula rumah
tangganya dilalui dengan pertengkaran – pertengkaran. Sampai – sampai
Sri memutuskan meminta cerai kepada suaminya dengan alasan sudah tidak
mencintainya lagi. Tapi Charles menolak dengan alasan anak. Setelah
beberapa lama tidak bertemu, Michel mengabarkan akan ke Yokohama dan
kesempatan itu tidak disia – siakan oleh mereka.
f. Tahapan Akhir
Sri menyadari bahwa dia dan Michel terikat oleh pasangan masing –
masing. Apalagi Michel adalah seorang pelaut ang sering jauh
darikeluarga, di pasti sering bertemu dengan perempuan – perempuan
dari berbagai negara yang mungkin saja menarik hatinya. Walaupun
Michel harus mengkhianati cintanya, tapi Sri akan selalu mencintai
Michel.
4. Sudut Pandang
Orang pertama. Karena dalam cerita, pengarang bertindak sebagai tokoh utama.
5. Penokohan
a. Sri : penuh semangat, tegar, keras kepala, sabar.
b. Michel : sabar, penyayang.
c. Saputro : sabar, penyayang.
d. Charles : pemarah, pelit, egois.
e. Sutopo : perhatian, suka menasehati.
f. Carl : baik hati, sedikit sombong.
6. Gaya Penulisan
Novel “Pada Sebuah Kapal” tidak jauh berbeda dengan novel – novel
karya NH. Dini yang lainnya. Namun novel ini bukan merupakan kisah
nyata yang dialami NH. Dini, walaupun menggunakan sudut pandang orang
pertama dan seting tempat serta tokoh – tokoh yang diceritakan di
dalam novel ini berkaitan dengan kehidupan NH. Dini. Dalam
penulisannya, banyak terdapat gaya bahasa seperti personifikasi,
hiperbola, dan simile.
7. Amanat
Manusia harus selalu sabar dalam menghdapi semua masalah kehidupan,
harus mau menerima nasihat dari orang – orang terdekat, dan harus
bertanggung jawab dengan langkah yang telah diambil.





Kutipan novel “Pada Sebuah Kapal”

*****
Malam itu aku seperti menandatangani suatu perjanjian. Waktu aku
mengawininya, aku tahu bahwa aku tidak mencintainya. Tetapi aku
berkata kepada diriku sendiri untuk mencintainya, aku kawin dengan dia
karena aku suka padanya, dan karena aku takut. Aku sadar akan
kehilanganku. Pemuda – pemuda di negeriku menganggap seorang wanita
yang telah kehilngan kesuciannya sebagai sesuatu yang rendah. Aku tahu
bahwa kawan – kawan Saputro mengetahui hubungan kami. Sebentar Nyoman
nampak semakin mendekatiku. Beberapa kali dia membayangkan
perhatiannya terhadapku. Tetapi aku tidak mau merubah rencana
hidupnya. Apalagi karena aku tahu bahwa dia merasa tersiksa oleh
kematian kawannya itu. Seolah tanggungjawabnyalah untuk memberiku
kehidupan yang telah ku idamkan bersama Saputro. Mungkin Nyoman benar
– benar mencintaiku. Tapi apakah arti perkataan “mungkin” bagiku
sedangkan di lain pihak aku tahu benar bahwa Charles tidak dapat
menunggu keputusanku untuk berangkat ke Jepang. Dan itulah sebabnya
aku kawin dengan dia. Dia tidak kaya seperti Carl. Tapi darinya aku
lebih berani mengharapkan kesetiaan daripada Carl. ( halaman 123)

Kadang – kadang aku berpikir apakah yang ku dapat dari perkawinan?
Ataukah itu disebabkan oleh perkawinan campuran? Ataukah itu
disebabkan oleh nasibku? Benarkah seperti kata Sutopo bahwa aku tidak
cukup mengenal orang yang ku kawin? Tapi aku telah membacai surat –
suratnya. Kini aku mengerti bahwa pikiran orang di surat sama sekali
tidak bisa ditandai sebagai cerminan watak. Dan apakah sebenarnya yang
ku ketahui dari Charles sebelum perkawinan? Pikiranku terlalu kalut
ketika aku sadar bahwa Saputro meninggal dan tetap meninggal untuk
tidak akan muncul kembali. ( halaman 124)
Anakku hampir berumur dua tahun. Dinas suamiku di negeri ini belum
selesai. Tetapi dia diperbolehkan mengambil libur panjang, karena dia
akan tinggal di tempat yang sama selama dua tahun lagi yang berarti
setahun lebih lama daripada waktu dinas yang biasa. Rencananya amat
berliku – liku. Kami akan bersama – sama menuju Indonesia dan tinggal
di sana selama satu bulan. Dari sana kami ke Saigon, di mana Charles
akan melepaskan kami, anakku dan aku, dengan sebuah kapal. Dia akan
meneruskan perjalanan dengan pesawat terbang, melalui kota – kota di
India yang telah lama ingin dikunjunginya. ( halaman 147)

Aku tidak berkeberatan mengadakan perjalanan seorang diri. Tetapi cara
suamiku melepaskan kami hanya untuk bersenang – senang, ini tidak ku
setujui. Beberapa kawan orang Perancis berkata bahwa tidak seharusnya
membiarkan suamiku leluasa seorang diri. Aku dengan tenang menjawab
bahwa aku mempercayai Charles. Yang mengkhawatirkanku hanyalah
kemungkinan ada kecelakaan, akan garis nasib yang tidak bias kita
ketahui. Tiba – tiba aku menjadi cemas akan hal ini. Dengan ragu –
ragu aku mengatakannya kepada Charles.
“ Kau terpengaruh oleh omongan orang – orang Perancis itu.”
Tidak, tentu saja ini tidak benar. Tetapi aku berpikir seketika bahwa
Charles akan tersinggung kalau mengetahui bahwa orang – orang itu bias
mempengaruhiku, lebih daripada dia sendiri bisa menyuapkan pendapatnya
kepdaku.
“Mereka memberiku pikiran untuk ku pertimbangkan. Aku memutuskan bahwa
kau lebih baik tidak mengadakan perjalanan ke India kali ini. Kita
akan ke sana bersama – sama.”
“Bersama – sama? Dengan anak kita? Kau akan membawanya di bawah panas
terik matahari ke tempat – tempat yang liar semacam itu? Tidak!”
katanya dengan tegas. “Aku akan berangkat sendiri.”
“Dia akan berumur tiga bulan lebih tua kalau kita kembali dari Eropa.
Kita akan lebih leluasa mengajaknya kemana – mana.”
“Aku akan lebih leluasa bepergian sendiri,” katanya memutuskan
bicaraku. ( halaman 147)
Dengan sedih aku memandang ke luar. Aku tidak pernah lagi memandangi
wajahnya . bagiku segala yang membikinku sakit terkumpul di sana.
“Aku sudah memutuskan untuk pergi seorang diri, dan akan tetap terjadi
demikian,” katanya lagi.
“Aku juga mempunyai keputusan,” kataku perlahan. “Kalau terjadi apa –
apa dengan dirimu aku tidak akan menangisimu. Aku juga tidak akan mau
bersusah payah langkahku terhambat oleh seorang anak kecil yang lahir
dari kau. Dia akan ku berikan pada sebuah rumah penitipan anak – anak.
Aku tidak mau membawanya bersamaku.”
Sebentar dia tidak bersuara seolah tidak mengerti apa maksudku.
“Bagaimana?” akhirnya dia bertanya.
“Kalau kau mati dalam perjalanan itu, anak kita akan ku masukkan ke
rumah sosial.”
“Kau tidak bersungguh – sungguh. Kau gila!” serunya. Matanya melotot menatapku.
“Aku mengatakan apa yang ku pikir.”
“Aku tidak percaya!” dan dia memaksa merendahkan suaranya.
“Kau seorang ibu, hanya dari kaulah anakmu akan mendapatkan cinta yang
sebenarnya. Aku tidak percaya.”
“Aku tidak peduli kau percaya atau tidak. Bagiku anakku merupakan
penghambat yang besar kalau aku harus bekrja mencari nafkah di Eropa.
Aku bukan lagi warga negara Indonesia dan aku tidak mau kembali ke
negeriku untuk bekerja. Aku akan memilih negeriku yang kedua. Kau
selalu berkata bahwa aku tidak akan bisa mengerjakan sesuatu pun di
negerimu. Tetapi aku akan mencoba dan aku akan membuktikan bahwa aku
juga sanggup mencari kehidupan di negeri itu sebagaimana orang – orang
di sana.”
Dengan keheranan dia memandang kepadaku. Seolah mengukur tubuhku,
melihat seekor binatang mengerikan yang baru kali itu dilihatnya. Tiba
– tiba dia terduduk, menutup mukanya dengan kedua tangan.
“Tidak, aku tidak percaya. Perempuan apakah yang telah ku kawini ini?”
setengah berbisik aku mendengar kata – katanya. ( halaman 148)

Sikapnya yang cengeng itu menggelikanku.
“Aku juga berpikir laki – laki apakah yang telah ku kawini ini? Dia
terlalu lama bersendiri, terlalu mau memerintah, dan selalu mau menang
sendiri!” kataku dengan suara ejekan yang tidak bias ku tahan lagi.
“Aku mau supaya kita benar – benar memikirkan perceraian kali ini.
Sesampai di Eropa aku akan tinggal sendiri. Kau bawa anakmu kalau kau
mau, aku tidak membutuhkannya.”
Dan ku tinggalkan dia dengan segala pemikirannya kalau memang dia mau
memikirkan sedikit mengenai hal kami berdu. Aku sudah terlalu kenyang
akan sikapnya yang serba mau senang sendiri. Laki – laki itu bagiku
tidak lain hanyalah sebuah onggokan daging yang sama sekali tidak
menarik mataku. ( halaman 149)

Rencananya tetap. Aku amat jarang berbicara dengan dia. Setelah
tinggal satu bulan di negeriku, kami terbang ke Saigon. Anakku dan aku
mengambil kapal yang menuju ke Perancis. Dan Charles mencium keningku
untuk perpisahan.
“Aku akan berusaha sampai di Marseille untuk menjemputmu,” katanya.
Sebetulnya aku tidak perlu menjawab . tetapi kebutuhan untuk menyakiti
hatinya mendorongku untuk mengatakan sesuatu.
“Seperti kau mau. Tanpa kau kami juga bias turun dari kapal dan sampai
di tempat yang kami tuju.”
“Mengapa kau menjadi sejahat ini?” tanyanya.
Aku mencibirkan bibir dengan tiada sadar
“Ka tau benar aku tidak akan bepergian dengan perempuan lain, tidak
akan menemui perempuan lain di India.”
Oh, jadi dia mengiraku cemburu!
“Aku tidak peduli apa yang kau kerjakan. Kau mau tidur dengan siapa
pun, itu bukan lagi urusanku.”
Dia tertegun seperti hendak mengatakan sesuatu. Tapi aku
menghindarinya. ( halaman 149)

Runtutan waktu – waktuku ku atur sebaik – baiknya. Pagi – pagi ku bawa
anakku ke mamar bermain. Kemudian aku kembali ke kabin untuk
mengerjakan cucian atau menggosok pakaian di ruang seterikaan yang ada
di bagian belakang kapal. Sesudah itu aku biasanya duduk – duduk di
geladak membaca buku, bercakap – cakap dengan penumpang lain, dengan
Marianne, Tuan Haller yang semakin hari menjadi semakin perhatian,
bermain kartu dengan Nyonya Bucler atau menulis surat. ( halaman 156)

Aku mendapat beberapa orang kawan yang baik pada hari ketiga di kapal.
Penumpang – penumpang kulit putih kebanyakan berjemur di bawah panas
matahari untuk mendapatkan warna kecoklatan seperti kulitku. Ini
menjadi tontonan yang paling ku senangi. Tidak hentinya mereka
mengejekku karena aku takut akan menjadi hitam. Kalau berjalan di ata
geladak, aku mencari tempat – tempat yang lindung. Dengan serta merta
mereka tertawa dan menarik – narikku ke bagian yang kena panas. (
halaman 156)

Keesokan harinya kapal sampai di Kolombo. Marianne dan keluarganya
turun. Sebagian besar penumpang mencatatkan diri untuk menyertai
tamasya yang diadakan oleh perusahaan kapal. Mereka mengunjungi pulau
Sri Lanka, dan akan kembali ke pelabuhan keesokan harinya. Aku tidak
turut dengan mereka, karena tidak ada yang menjaga anakku. ( halaman
163)

Pada malam hari ku lihat ruang makan lengang. Di sudut sebelah kiri
hanya ada dua orang. Sedangkan di sebelah kana nada seorang wanita tua
bangsa Swedia, dan aku seorang diri di mejaku. Nyonya Bucler juga
telah turun untuk kemudia menemui anaknya di Kalkuta. Tuan Haller
mengikuti rombongan tamasya. Di tengah ruang ku lihat keempat perwira
lengkap. Komandan Muret tidak kelihatan. Aku biasa makan sendirian.
Tetapi di kapal, itu adalah kali yang pertama. ( halaman 164)

Sesudah makan, aku menerima ajakan Nyonya bangsa Swedia untuk minum
kopi bersama – sama. Percakapan dengan dia tidak mudah karena dia
hanya mengerti bahasa inggris dan perancis sedikit – sedikit. Aku
mengambil air sereh karena malam hari aku tidak suka minum kopi.
Sebentar – sebentar mataku tidak dapat tertahan melayang ke meja
panjang dimana di dekatnya terletak bar kapal. Dia bersama perwira –
perwira lain minum kopi di sana. Setelah cangkirku kosong, aku
mengucapkan selamat malam kepada kawan semejaku, lalu menuju ke salon
untuk membaca buku sambil mendengarkan musik. Ku pilih tempat dudukku
yang biasa, di sudut dari mana aku bisa melihat ke luar, jauh dari
pintu masuk. Selintas – selintas ku lirik bayangan celana dan sepatu
putih yang hilir mudik dari sebelah kaca. Perwira – perwira kapal
sedang melakukan olah raga gerak jalan sesudah makan malam. ( halaman
164 )
Sementara aku tenggelam ke dalam cerita bukuku, ku dengar pintu terbuka suara:
“Seluruh kapal ini milik Anda, Nyonya.”
Aku menegakkan kepala. Ku lihat dia berjalan ke arahku sambil tersenyum.
“Mengapa?” hanya itulah yang dapat ku ucapkan.
“Karena Nyonya adalah satu – satunya penumpang sekarang.”
“Tadi ada lain – lainnya di kamar makan.”
“Mereka baru turun ke kota.”
Kami berpandangan seperti dua orang yang saling mengenal sejak
berpuluh tahun; tanpa kekenesan, tanpa rabaan, baru kali itulah aku
melihatnya baik – baik dari dekat. Dadaku tiba – tiba memanas.
“Apa yang anda baca?” katanya, dan diambilnya buku dari pangkuanku,
lalu duduk di sampingku.
“Anda gemar sekali membaca,” nada suaranya tidak bertanya.
“Gemar sekali,” jawabku.
“Saya lihat Anda selalu menyendiri di pojok dengan sebuah buku.”
Aku menegakkan kepala untuk benar – benar menatapnya.
“Anda mengetahui benar kebiasaan saya.”
“Semuanya,” katanya, pada mukanya terbayang kegembiraannya karena
dapat mengejutkanku. “Anda sering bersama – sama dengan seorang Nyonya
yang berkulit cokelat. Dia turun di sini saya kira.”
“Ya, tadi pagi dia sudah turun.”
Sekali lagi ku perhatikan kepuasan perasaannya.
“Satu hal lagi. Anda adalah satu – satunya penumpang yang pernah
menari dengan baik di kapal ini.”
Aku tersenyum. Kami bersama – sama tersenyum sambil berpandangan;
wajahnya, matanya. Rambutnya kelam seperti malam, tersembunyi di bawah
topi kerjanya. Kami kemudian berbicara mengenai buku – buku, musik,
dan apa saja yabg singgah di pikiran pada waktu itu. Dia mengajakku
naik ke kamarnya untuk mengambil buku yang telah dibacanya, yang
dikiranya aku akan menyukainya. Kamarnya seperti kamar perwira –
perwira lainnya terbagi dua bagian: kamar kerja dan kamar tidur. Aku
duduk di kursi kamar kerjanya sebentar, lalu kami kembali turun ke
salon.
“Anda juga mengikuti siaran – siaran musik klasik pada sore hari?” dia bertanya.
“Selalu.”
“Kalau anda mau melihat – lihat bagian bawah, besok pagi sesudah jam
sepuluh saya antar.”
Aku berterima kasih atas janjinya. Lalu kami berpisah. Aku kembali ke
kamarku. Hatiku dipenuhi rasa bahagia dan kerinduan yang berkecamuk
tidak menentu. Aku mencintainya, bisikku seorang diri. Setiap ku tatap
matanya, ku lihat ada sinar yang menyala dan menghanguskan seluruh
kesadaranku. ( halaman 165)

Sehabis makan malam aku ke salon. Aku tahu dia akan datang, dan
pengetahuan ini membikinku semakin tak sabar menantikannya. Dan
sewaktu dia mengajakku naik ke tempatnya untuk mengambil buku lain,
aku tahu bahwa aku seharusnya tidak menyetujuinya. Tetapi aku naik ke
kamarnya. Ku lihat dia mengunci pintu dengan ketenangan yang kekal.
Dia meletakkan kunci tersebut di depanku dan menatap wajahku. Untuk
kesekian kalinya kami berpandangan. Dan begitulah. ( halaman 173)
“Aku telah mengkhianati suamiku,” seperti membutuhkan pengakuan, aku
berkata perlahan.
“Ini yang pertama kalinya?”
Aku mengangguk.
“Kau menyesal?”
Benarkah aku menyesal? Aku tidak menyesalinya. Kebahagiaan yang baru
ku kecap bersamanya belum pernah ku rasakan. Seolah baru sekali itulah
aku benar – benar mengenal kedalaman arti hidup antara laki – laki dan
perempuan.
“Aku tidak mengetahui namamu?” kataku kemudian. ( halaman 174)

Kami berpandangan, seolah hendak menerobos isi hati masing – masing.
“Kau lihat namaku di daftar penumpang. Panggillah aku Michel.
“Michel,” ulangku setengah berbisik.
“Dan kau, kau adalah penariku.”
Aku hendak menyebutkan namaku, tetapi dia meneruskan bicaranya.
“Ketika ku lihat kau menari, aku seperti seperti melihat sebuah boneka
dalam mimpiku. Jauh sekali, tetapi terang dan keemasan. Aku boleh
menyebutmu bonekaku yang mungil bukan?”
Aku tersenyum. Aku bahagia. ( halaman 175)

Di Marseille, Charles menunggu kami. Ketika dia secara kesopanan
hendak mencium pipiku di geladak, aku hampir memalingkan mukaku. Yang
ku temui adalah seorang laki – laki yang semakin menggendut perutnya.
Keringatnya tajam berbau besi tua. Tangannya selalu bertengger dengan
pongahnya di pinggang. Kalau berbicara jarinya mengacung ke depan
hampir menyentuh hidungku. Aku dengan kecut mengundurkan diri satu
atau dua langkah sambil menoleh untuk menyembunyikan rasa muak. (
halaman 181)
*****

BIOGRAFI PENGARANG
NH. Dini lahir pada tanggal 29 Februari 1936 di Semarang. Setelah
tamat SMA bagian sastra ( 1956), mengikuti Kursus Pramugari Darat GIA
Jakarta ( 1956), dan terakhir mengikuti Kursus B-I Jurusan Sejarah (
1957). Tahun 1957-1960 bekerja di GIA Kemayoran, Jakarta. Setelah
menikah dengan Yves Coffin, berturut – turut Ia bermukim di Jepang,
Perancis, Amerika Serikat, dan sejak 1980 menetap di Jakarta dan
Semarang.
Karyanya : La Barka ( 1975), Namaku Hiroko ( 1977), Keberangkatan
(1977), Sebuah Lorong di Kotaku (1978), Padang Ilalang di Belakang
rumah (1979), Langit dan Bumi Sahabat Kami (1979), Sekayu (1981), Amir
Hamzah Pangeran dari Seberang (1981), Kuncup Berseri (1982), Tuileris
( 1982), Segi dan Garis (1983), dan Orang – orang Tran (1985).
Terjemahannya: Sampar ( Karya Albert Camus, La Peste, 1985).

Referensi: http://tsuharyati.blogspot.com/2008/10/resensi-novel-angkatan-66.html

Pada Sebuah Kapal

Sri dilahirkan dari keluarga sederhana yang sangat menyenangi seni.
Ayahnya adalah seorang pelukis. Sejak kecil, dia dimasukkan ke sekolah
tari. Sri adalah anak bungsu dari lima bersaudara. Mereka hidup dengan
rukun di sebuah desa kecil yang terdapat di Semarang.
Saat umurnya tiga belas tahun, ayahnya meninggal dan setelah selesai
sekolah menengah atas, Sri bekerja sebagai penyiar radio yang terdapat
di kotanya.selama tiga tahun menjadi penyiar radio, ia mulai merasa
jenuh dengan pekerjaannya. Sri mencoba mengikuti pendidikan pramugari
yang ada di kota tersebut dan akhirnya mendapat kesempatan untuk diuji
di Jakarta. Tapi sayang, ia tidak lulus menjadi pramugari disebabkan
adanya penyakit yang terdapat di dalam paru – parunya. Setelah
berobat, Sri harus istirahat selama tiga bulan dan ia memilih sebuah
desa di Salatiga untuk menyembuhkan penyakitnya.
Setelah sembuh, Sri mencoba untuk hidup di Jakarta walaupun tidak
menjadi pramugari. Ia yakin dengan bakat yang dimilikinya ia dapat
hidup di Jakarta. Ia tinggal di rumah pamannya yang sebelumnya
ditempati oleh kakaknya, Sutopo yang telah lebih dulu ke Jakarta. Kini
Sutopo telah mempunyai rumah di Jakarta.
Di Jakarta ia bekerja sebagai penyiar radio dan penari untuk acara –
acara istana. Di gedung latihan itu, Sri menyukai seorang laki – laki.
Namanya Basir. Tapi perasaannya bertepuk sebelah tangan. Di sisi lain,
Yus sangat mencintainya dan ingin menikah dengannya. Tapi Sri tidak
begitu menyukai Yus, karena komunis. Selain itu ada Narti, teman kecil
Sri waktu sekolah dasar yang sekarang menjadi pramugari. Narti sering
main ke rumah paman Sri untuk mengunjunginya. Narti memperkenalkan
kedua teman yang bekerja di angkatan udara kepada Sri, mereka bernama
Saputro dan Mokar.
Pertemanan Sri dan Suparto awalnya biasa – biasa saja. Seperti
biasanya, sikap Saputro sangat lembut dan perhatian. Dari sikapnya
itu, Sri mulai jatuh hati dengan sosok Saputro. Kedekatan antara Sri
dengan Saputro semakin dekat setelah mereka bertemu di acara Malam
Kesenian Kongres Pemuda se-Asia. Dari pertemuan itulah, keduanya yakin
kalau mereka saling mencintai. Saputro memiliki jadwal penerbangan
yang tidak menentu sehingga kedatangannya tidak dapat diperkirakan
oleh Sri. Setelah Saputro selesai mengikuti pendidikan di
Cekoslovakia, mereka memutuskan untuk tunangan dan segera menikah.
Setelah kembali dari Cekoslovakia, Saputro menemui Sri dan memberikan
sebuah cincin sebagai tanda pengikat diantara mereka. Malam itu pun
mereka habiskan bersama.
Seperti biasanya Saputro harus melakukan penerbangan dengan jadwal
yang tidak dapat dipastikan. Walaupun jarak yang jauh, mereka telah
menyiapkan segala sesuatu untuk pernikahan. Tapi kebahagiaan yang
sebentar lagi akan diraih oleh Sri harus bergantikan air mata, karena
Saputro tewas saat penerbangan dari Bandung menuju Jakarta karena
cuaca yang buruk.
Kabar ini sangat melukai hati Sri. Dia seperti tidak memiliki semangat
hidup, dan dia memutuskan untuk menenangkan diri. Dalam kesedihannya,
Carl selalu menghibur Sri. Carl adalah teman Sutopo yang sebenarnya
dia juga mencintai Sri. Namun ada satu hal yang tidak disukai Sri dari
Carl, dia terlalu sombong dengan kekayaan yang dimiliki olehnya
walaupun sikapnya baik terhadap Sri.
Sepuluh bulan setelah wafatnya Sutopo, Sri memutuskan akan menikah
dengan Charles yang berkebangsaan Perancis. Charles adalah seorang
diplomat yang sangat tertarik dengan kebudayaan. Keputusannya untuk
menikah dengan Charles ditentang oleh keluarga, terutama Sutopo.
Kakaknya itu tidak setuju kalau Sri menikah dengan Charles. Sutopo
yakin Sri tidak akan bahagia menikah dengan Charles karena Sri belum
begitu mengenal Charles. Namun Sri tidak peduli dengan nasehat
keluarga. Ia tetap menikah dengan Charles dan kewarganegaraannya
menjadi Perancis. Setelah menikah, mereka bermukim di Kobe, Jepang.
Kehidupan rumah tangga Sri tidak bahagia, Charles yang pada awalnya
baik, perhatian sebelum menikah, kini berubah menjadi seorang yang
pemarah, pelit, dan suka membentak – bentak. Sri yang sejak awal tidak
mencintai Charles, menjadi semakin benci karena sikap yang ditunjukan
Charles. Dari Charles, Sri melahirkan seorang anak perempuan.
Pada kesempatan liburan, Charles mengajak anak dan istrinya untuk
melakukan perjalanan ke beberapa Negara. Setelah dari Indonesia,
mereka berangkat ke Saigon. Di sana Charles Menyuruh kepada istrinya
untuk melakukan perjalanan dengan kapal. Sementara dirinya akan
mengunjungi beberapa Negara yang akan dikunjunginya. Sri tidak
keberatan melakukan perjalanan dengan kapal berdua dengan anaknya yang
masih berumur dua tahun. Karena dia tidak pernah mengharapkan suaminya
yang pemarah itu. Hanya kewajibanlah yang mengikat Sri untuk setia
terhadap suaminya.
Perjalanan dari Saigon menuju Marseille membutuhkan waktu yang lumayan
lama, sekitar tiga bulan. Di kapal itulah Sri bertemu dengan Michel,
seorang komandan kapal yang juga kecewa dengan istrinya. Sejak pertama
melihatnya, Sri sudah tertarik karena sikapnya dan pada beberapa
kesempatan, mereka bertemu. hubungan antara Sri dengan Michel semakin
dekat setelah acara pesta dansa. Sejak itu mereka sering bertemu dan
cinta pun tumbuh diantara mereka berdua. Awalnya Sri berpikir untuk
selalu setia terhadap suaminya yang tidak pernah dicintainya, tapi Sri
juga berhak untuk mendapatkan kebahagiaan. Dia sangat mencintai
Michel, dan Michel pun demikian. Sosok Michel mengingatkan Sri pada
cintanya yang telah hilang. Selama perjalanan itulah dia menemukan
kebahagiaan yang selama ini tidak pernah dirasakan olehnya.
Setelah sampai di Marseille, Charles sudah menunggunya dan Sri pun
harus berpisah dengan kekasihnya Michel. Setelah pekerjaan suaminya
selesai, mereka kembali ke Kobe. Kehidupan Sri berjalan seperti
biasanya. Setelah sekian lama tidak bertemu, akhirnya Michel
mengabarkanakan lewat telegram bahwa dia akan ke Yokohama. Sri sangat
gembira mendengar kabar ini. Akhirnya Michel dan Sri bertemu, mereka
saling mencintai dan pada kesempatan – kesempatan yang jarang itu
mereka selalu menghabiskan waktu bersama. Sri dan Michel menyadari
akan keterikatan mereka terhadap pernikahan yang mereka jalani dengan
pasangan masing – masing. Namun keadaan itu tidak menghalangi cinta
keduanya. Sri sadar akan kehidupan Michel, dan dia akan selalu
mencintai Michel.




B. Unsur Intrinsik novel “Pada Sebuah Kapal”

1. Tema
Perselingkuhan yang disebabkan oleh ketidakharmonisan dalam rumah
tangga dan ketegaran dalam menghadapi semua masalah yang dihadapi
dalam hidup.
2. Latar atau Setting
a. Semarang
b. Jakarta
c. Kobe, Jepang
d. Kapal
e. Perancis
f. Yokohama
3. Alur atau Plot
a. Tahapan Permulaan
Sri dibesarkan dalam keluarga yang kental dengan darah seniman. Dia
adalah anak bungsu dari lima bersaudara. Seperti kakak – kakaknya, dia
dimasukkan ke sekolah tari oleh ayahnya. Saat umurnya tiga belas
tahun, ayahnya meninggal. Setelah selesai dari sekolah menengah atas,
Sri bekerja sebagai penyiar radio yang ada di kotanya, Semarang. Tiga
tahun menjadi penyiar radio, Sri mulai merasa jenuh. Dia mencoba
mengikuti pendidikan pramugari dan akhirnya mendapat kesempatan untuk
diuji di Jakarta. Sri mengikuti berbagai macam tes. Hasil tes dapat
diketahui beberapa bulan kemudian. Berdasarkan hasil tes yang
diterima, Sri mengidap penyakit paru – paru, sehingga dia tidak
diterima menjadi pramugari. Sri melakukan pengobatan dan istirahat
total dari pekerjaannya selama dua bulan. Dia memilih tinggal di
Salatiga untuk menyembuhkan lubang yang terdapat di paru – parunya.
Setelah sembuh, Sri memutuskan pergi ke Jakarta. Dia tinggal di rumah
pamannya yang dulu ditempati Sutopo, kakaknya yang telah lebih dulu ke
Jakarta. Sekarang Sutopo memiliki rumah sendiri di Jakarta.
b. Tahapan Pertikaian
Selain bekerja sebagai penyiar radio, Sri menjadi penari untuk menari
di istana pada perayaan – perayaan tertentu. Rekan – rekan kerjanya,
sebagian tidak menyukai Sri, namun Sri tetap sopan terhadap mereka dan
bersabar menghadapi semuanya. Di Jakarta, Sri bertemu dengan teman
kecilnya waktu sekolah dasar, namanya Narti. Sekarang Narti bekerja
sebagai pramugari. Dia sering menemui Sri untuk sekedar makan atau
nonton film. Dari Narti, Sri mengenal Mokar dan Saputro yang merupakan
pilot angkatan udara. Selain itu, Carl seorang warga negara asing,
kawan Sutopo, dan Charles yang berkebangsaan Perancis yang sangat
tertarik dengan kebudayaan. Setelah beberapa lama tinggal di Jakarta,
Ibu Sri meninggal.
c. Tahapan Perumitan
Sri bertemu lagi dengan Saputro pada Malam Kesenian Pemuda se- Asia.
Pada saat itu Sri merasakan ada yang berbeda dalam dirinya, begitu
melihat sikap Saputro yang seperti mencintanya. Padahal sebelum –
sebelumnya mereka sering pergi bersama tapi bersama Narti dan Mokar.
Sejak malam itu, keduanya semakin dekat dan menjalin kasih. Setelah
merasa cukup, mereka memutuskan akan tunangan dan segera menikah
setelah Saputro selesai mengikuti pendidikan di Cekoslovakia. Namun
impian yang telah dirancang itu harus terkubur dalam – dalam, karena
Saputro tewas saat penerbangan Bandung – Jakarta. Hati Sri hancur
mendengar kabar buruk itu, Sri tenggelam dalam kesedihan. Di saat yang
sulit – sulit itu, Carl selalu menghibur Sri, karena dari awal dia
juga sudah menyukai Sri. Namun Sri menolak cinta Carl. Setelah sepuluh
bulan kematian tunangannya, Sri memutuskan untuk menikah dengan
Charles. Walaupun sebenarnya, dia idak mencintai Charles. Keputusan
Sri untuk menikah dengan Charles tidak disetujui oleh keluarga,
terutama kakaknya. Sutopo yakin kalau adiknya tidak akan bahagia jika
menikah dengan Charles, karena Sri belum terlalu mengenal Charles
dengan baik. Namun Sri keras kepala, Dia tetap menikah dengan Charles
d. Tahapan Puncak ( klimaks)
Setelah menikah dengan Charles, kewarganegaraan Sri berubah menjadi
Perancis mengikuti suaminya. Mereka menetap di Kobe-Japang. Pernikahan
Sri dengan Charles tidak bahagia, walaupun Charles selalu bilang
mencintainya. Setelah menikah, sikap Charles berubah. Charles tidak
lagi seperti yang dikenal Sri sebelum menikah. Sekarang Charles suka
marah – marah dan membentak Sri. Sikap ini membuat Sri semakin
membenci Charles. Dari Charles, Sri melahirkan anak perempuan. Saat
umur anaknya dua tahun, Charles mengajak istrinya berkunjung ke
beberapa Negara. Setelah satu bulan berada di Indonesia, mereka
terbang ke Saigon. Disana Charles meminta istri dan anaknya untuk
melakukan perjalanan dengan kapal, sedangkan dirinya akan mengunjungi
Negara – Negara yang ingin dikunjunginya.di kapal itulah Sri menemukan
kebahagiaan yang selama ini telah hilang.
Dalam perjalanan dari Saigon menuju Marseille, Sri bertemu dengan
seorang komandan kapal bernama Michel Dubanton. Sikap yang
ditunjukkannya membuat Sri jatuh hati pada komandan tersebut. Dalam
beberapa kesempatan, mereka bertemu dan mulai mengenal satu sama lain.
Sri yang tidak bahagia dengan pernikahannya dengan Charles, dan Michel
yang kecewa dengan istrinya Nicole, mencoba mencari kebahagiaan di
luar pernikahannya. Perjalanan dari Saigon menuju Marseille merupakan
hal ang sangat membahagiakan bagi Sri, walaupun dia tahu menghianati
suaminya merupakan suatu kesalahan, tapi dia tidak menyesalinya.
e. Tahapan Peleraian
Setelah perjalanan berakhir, Sri dan Michel harus berpisah. Sri sangat
sedih, dia menangis karena perpisahan mengingatkan dirinya akan
seseorang yang telah meninggalkannya. Setelah urusan suaminya selesai,
mereka kembali ke Kobe. Kehidupan Sri kembali seperti semula rumah
tangganya dilalui dengan pertengkaran – pertengkaran. Sampai – sampai
Sri memutuskan meminta cerai kepada suaminya dengan alasan sudah tidak
mencintainya lagi. Tapi Charles menolak dengan alasan anak. Setelah
beberapa lama tidak bertemu, Michel mengabarkan akan ke Yokohama dan
kesempatan itu tidak disia – siakan oleh mereka.
f. Tahapan Akhir
Sri menyadari bahwa dia dan Michel terikat oleh pasangan masing –
masing. Apalagi Michel adalah seorang pelaut ang sering jauh
darikeluarga, di pasti sering bertemu dengan perempuan – perempuan
dari berbagai negara yang mungkin saja menarik hatinya. Walaupun
Michel harus mengkhianati cintanya, tapi Sri akan selalu mencintai
Michel.
4. Sudut Pandang
Orang pertama. Karena dalam cerita, pengarang bertindak sebagai tokoh utama.
5. Penokohan
a. Sri : penuh semangat, tegar, keras kepala, sabar.
b. Michel : sabar, penyayang.
c. Saputro : sabar, penyayang.
d. Charles : pemarah, pelit, egois.
e. Sutopo : perhatian, suka menasehati.
f. Carl : baik hati, sedikit sombong.
6. Gaya Penulisan
Novel “Pada Sebuah Kapal” tidak jauh berbeda dengan novel – novel
karya NH. Dini yang lainnya. Namun novel ini bukan merupakan kisah
nyata yang dialami NH. Dini, walaupun menggunakan sudut pandang orang
pertama dan seting tempat serta tokoh – tokoh yang diceritakan di
dalam novel ini berkaitan dengan kehidupan NH. Dini. Dalam
penulisannya, banyak terdapat gaya bahasa seperti personifikasi,
hiperbola, dan simile.
7. Amanat
Manusia harus selalu sabar dalam menghdapi semua masalah kehidupan,
harus mau menerima nasihat dari orang – orang terdekat, dan harus
bertanggung jawab dengan langkah yang telah diambil.





Kutipan novel “Pada Sebuah Kapal”

*****
Malam itu aku seperti menandatangani suatu perjanjian. Waktu aku
mengawininya, aku tahu bahwa aku tidak mencintainya. Tetapi aku
berkata kepada diriku sendiri untuk mencintainya, aku kawin dengan dia
karena aku suka padanya, dan karena aku takut. Aku sadar akan
kehilanganku. Pemuda – pemuda di negeriku menganggap seorang wanita
yang telah kehilngan kesuciannya sebagai sesuatu yang rendah. Aku tahu
bahwa kawan – kawan Saputro mengetahui hubungan kami. Sebentar Nyoman
nampak semakin mendekatiku. Beberapa kali dia membayangkan
perhatiannya terhadapku. Tetapi aku tidak mau merubah rencana
hidupnya. Apalagi karena aku tahu bahwa dia merasa tersiksa oleh
kematian kawannya itu. Seolah tanggungjawabnyalah untuk memberiku
kehidupan yang telah ku idamkan bersama Saputro. Mungkin Nyoman benar
– benar mencintaiku. Tapi apakah arti perkataan “mungkin” bagiku
sedangkan di lain pihak aku tahu benar bahwa Charles tidak dapat
menunggu keputusanku untuk berangkat ke Jepang. Dan itulah sebabnya
aku kawin dengan dia. Dia tidak kaya seperti Carl. Tapi darinya aku
lebih berani mengharapkan kesetiaan daripada Carl. ( halaman 123)

Kadang – kadang aku berpikir apakah yang ku dapat dari perkawinan?
Ataukah itu disebabkan oleh perkawinan campuran? Ataukah itu
disebabkan oleh nasibku? Benarkah seperti kata Sutopo bahwa aku tidak
cukup mengenal orang yang ku kawin? Tapi aku telah membacai surat –
suratnya. Kini aku mengerti bahwa pikiran orang di surat sama sekali
tidak bisa ditandai sebagai cerminan watak. Dan apakah sebenarnya yang
ku ketahui dari Charles sebelum perkawinan? Pikiranku terlalu kalut
ketika aku sadar bahwa Saputro meninggal dan tetap meninggal untuk
tidak akan muncul kembali. ( halaman 124)
Anakku hampir berumur dua tahun. Dinas suamiku di negeri ini belum
selesai. Tetapi dia diperbolehkan mengambil libur panjang, karena dia
akan tinggal di tempat yang sama selama dua tahun lagi yang berarti
setahun lebih lama daripada waktu dinas yang biasa. Rencananya amat
berliku – liku. Kami akan bersama – sama menuju Indonesia dan tinggal
di sana selama satu bulan. Dari sana kami ke Saigon, di mana Charles
akan melepaskan kami, anakku dan aku, dengan sebuah kapal. Dia akan
meneruskan perjalanan dengan pesawat terbang, melalui kota – kota di
India yang telah lama ingin dikunjunginya. ( halaman 147)

Aku tidak berkeberatan mengadakan perjalanan seorang diri. Tetapi cara
suamiku melepaskan kami hanya untuk bersenang – senang, ini tidak ku
setujui. Beberapa kawan orang Perancis berkata bahwa tidak seharusnya
membiarkan suamiku leluasa seorang diri. Aku dengan tenang menjawab
bahwa aku mempercayai Charles. Yang mengkhawatirkanku hanyalah
kemungkinan ada kecelakaan, akan garis nasib yang tidak bias kita
ketahui. Tiba – tiba aku menjadi cemas akan hal ini. Dengan ragu –
ragu aku mengatakannya kepada Charles.
“ Kau terpengaruh oleh omongan orang – orang Perancis itu.”
Tidak, tentu saja ini tidak benar. Tetapi aku berpikir seketika bahwa
Charles akan tersinggung kalau mengetahui bahwa orang – orang itu bias
mempengaruhiku, lebih daripada dia sendiri bisa menyuapkan pendapatnya
kepdaku.
“Mereka memberiku pikiran untuk ku pertimbangkan. Aku memutuskan bahwa
kau lebih baik tidak mengadakan perjalanan ke India kali ini. Kita
akan ke sana bersama – sama.”
“Bersama – sama? Dengan anak kita? Kau akan membawanya di bawah panas
terik matahari ke tempat – tempat yang liar semacam itu? Tidak!”
katanya dengan tegas. “Aku akan berangkat sendiri.”
“Dia akan berumur tiga bulan lebih tua kalau kita kembali dari Eropa.
Kita akan lebih leluasa mengajaknya kemana – mana.”
“Aku akan lebih leluasa bepergian sendiri,” katanya memutuskan
bicaraku. ( halaman 147)
Dengan sedih aku memandang ke luar. Aku tidak pernah lagi memandangi
wajahnya . bagiku segala yang membikinku sakit terkumpul di sana.
“Aku sudah memutuskan untuk pergi seorang diri, dan akan tetap terjadi
demikian,” katanya lagi.
“Aku juga mempunyai keputusan,” kataku perlahan. “Kalau terjadi apa –
apa dengan dirimu aku tidak akan menangisimu. Aku juga tidak akan mau
bersusah payah langkahku terhambat oleh seorang anak kecil yang lahir
dari kau. Dia akan ku berikan pada sebuah rumah penitipan anak – anak.
Aku tidak mau membawanya bersamaku.”
Sebentar dia tidak bersuara seolah tidak mengerti apa maksudku.
“Bagaimana?” akhirnya dia bertanya.
“Kalau kau mati dalam perjalanan itu, anak kita akan ku masukkan ke
rumah sosial.”
“Kau tidak bersungguh – sungguh. Kau gila!” serunya. Matanya melotot menatapku.
“Aku mengatakan apa yang ku pikir.”
“Aku tidak percaya!” dan dia memaksa merendahkan suaranya.
“Kau seorang ibu, hanya dari kaulah anakmu akan mendapatkan cinta yang
sebenarnya. Aku tidak percaya.”
“Aku tidak peduli kau percaya atau tidak. Bagiku anakku merupakan
penghambat yang besar kalau aku harus bekrja mencari nafkah di Eropa.
Aku bukan lagi warga negara Indonesia dan aku tidak mau kembali ke
negeriku untuk bekerja. Aku akan memilih negeriku yang kedua. Kau
selalu berkata bahwa aku tidak akan bisa mengerjakan sesuatu pun di
negerimu. Tetapi aku akan mencoba dan aku akan membuktikan bahwa aku
juga sanggup mencari kehidupan di negeri itu sebagaimana orang – orang
di sana.”
Dengan keheranan dia memandang kepadaku. Seolah mengukur tubuhku,
melihat seekor binatang mengerikan yang baru kali itu dilihatnya. Tiba
– tiba dia terduduk, menutup mukanya dengan kedua tangan.
“Tidak, aku tidak percaya. Perempuan apakah yang telah ku kawini ini?”
setengah berbisik aku mendengar kata – katanya. ( halaman 148)

Sikapnya yang cengeng itu menggelikanku.
“Aku juga berpikir laki – laki apakah yang telah ku kawini ini? Dia
terlalu lama bersendiri, terlalu mau memerintah, dan selalu mau menang
sendiri!” kataku dengan suara ejekan yang tidak bias ku tahan lagi.
“Aku mau supaya kita benar – benar memikirkan perceraian kali ini.
Sesampai di Eropa aku akan tinggal sendiri. Kau bawa anakmu kalau kau
mau, aku tidak membutuhkannya.”
Dan ku tinggalkan dia dengan segala pemikirannya kalau memang dia mau
memikirkan sedikit mengenai hal kami berdu. Aku sudah terlalu kenyang
akan sikapnya yang serba mau senang sendiri. Laki – laki itu bagiku
tidak lain hanyalah sebuah onggokan daging yang sama sekali tidak
menarik mataku. ( halaman 149)

Rencananya tetap. Aku amat jarang berbicara dengan dia. Setelah
tinggal satu bulan di negeriku, kami terbang ke Saigon. Anakku dan aku
mengambil kapal yang menuju ke Perancis. Dan Charles mencium keningku
untuk perpisahan.
“Aku akan berusaha sampai di Marseille untuk menjemputmu,” katanya.
Sebetulnya aku tidak perlu menjawab . tetapi kebutuhan untuk menyakiti
hatinya mendorongku untuk mengatakan sesuatu.
“Seperti kau mau. Tanpa kau kami juga bias turun dari kapal dan sampai
di tempat yang kami tuju.”
“Mengapa kau menjadi sejahat ini?” tanyanya.
Aku mencibirkan bibir dengan tiada sadar
“Ka tau benar aku tidak akan bepergian dengan perempuan lain, tidak
akan menemui perempuan lain di India.”
Oh, jadi dia mengiraku cemburu!
“Aku tidak peduli apa yang kau kerjakan. Kau mau tidur dengan siapa
pun, itu bukan lagi urusanku.”
Dia tertegun seperti hendak mengatakan sesuatu. Tapi aku
menghindarinya. ( halaman 149)

Runtutan waktu – waktuku ku atur sebaik – baiknya. Pagi – pagi ku bawa
anakku ke mamar bermain. Kemudian aku kembali ke kabin untuk
mengerjakan cucian atau menggosok pakaian di ruang seterikaan yang ada
di bagian belakang kapal. Sesudah itu aku biasanya duduk – duduk di
geladak membaca buku, bercakap – cakap dengan penumpang lain, dengan
Marianne, Tuan Haller yang semakin hari menjadi semakin perhatian,
bermain kartu dengan Nyonya Bucler atau menulis surat. ( halaman 156)

Aku mendapat beberapa orang kawan yang baik pada hari ketiga di kapal.
Penumpang – penumpang kulit putih kebanyakan berjemur di bawah panas
matahari untuk mendapatkan warna kecoklatan seperti kulitku. Ini
menjadi tontonan yang paling ku senangi. Tidak hentinya mereka
mengejekku karena aku takut akan menjadi hitam. Kalau berjalan di ata
geladak, aku mencari tempat – tempat yang lindung. Dengan serta merta
mereka tertawa dan menarik – narikku ke bagian yang kena panas. (
halaman 156)

Keesokan harinya kapal sampai di Kolombo. Marianne dan keluarganya
turun. Sebagian besar penumpang mencatatkan diri untuk menyertai
tamasya yang diadakan oleh perusahaan kapal. Mereka mengunjungi pulau
Sri Lanka, dan akan kembali ke pelabuhan keesokan harinya. Aku tidak
turut dengan mereka, karena tidak ada yang menjaga anakku. ( halaman
163)

Pada malam hari ku lihat ruang makan lengang. Di sudut sebelah kiri
hanya ada dua orang. Sedangkan di sebelah kana nada seorang wanita tua
bangsa Swedia, dan aku seorang diri di mejaku. Nyonya Bucler juga
telah turun untuk kemudia menemui anaknya di Kalkuta. Tuan Haller
mengikuti rombongan tamasya. Di tengah ruang ku lihat keempat perwira
lengkap. Komandan Muret tidak kelihatan. Aku biasa makan sendirian.
Tetapi di kapal, itu adalah kali yang pertama. ( halaman 164)

Sesudah makan, aku menerima ajakan Nyonya bangsa Swedia untuk minum
kopi bersama – sama. Percakapan dengan dia tidak mudah karena dia
hanya mengerti bahasa inggris dan perancis sedikit – sedikit. Aku
mengambil air sereh karena malam hari aku tidak suka minum kopi.
Sebentar – sebentar mataku tidak dapat tertahan melayang ke meja
panjang dimana di dekatnya terletak bar kapal. Dia bersama perwira –
perwira lain minum kopi di sana. Setelah cangkirku kosong, aku
mengucapkan selamat malam kepada kawan semejaku, lalu menuju ke salon
untuk membaca buku sambil mendengarkan musik. Ku pilih tempat dudukku
yang biasa, di sudut dari mana aku bisa melihat ke luar, jauh dari
pintu masuk. Selintas – selintas ku lirik bayangan celana dan sepatu
putih yang hilir mudik dari sebelah kaca. Perwira – perwira kapal
sedang melakukan olah raga gerak jalan sesudah makan malam. ( halaman
164 )
Sementara aku tenggelam ke dalam cerita bukuku, ku dengar pintu terbuka suara:
“Seluruh kapal ini milik Anda, Nyonya.”
Aku menegakkan kepala. Ku lihat dia berjalan ke arahku sambil tersenyum.
“Mengapa?” hanya itulah yang dapat ku ucapkan.
“Karena Nyonya adalah satu – satunya penumpang sekarang.”
“Tadi ada lain – lainnya di kamar makan.”
“Mereka baru turun ke kota.”
Kami berpandangan seperti dua orang yang saling mengenal sejak
berpuluh tahun; tanpa kekenesan, tanpa rabaan, baru kali itulah aku
melihatnya baik – baik dari dekat. Dadaku tiba – tiba memanas.
“Apa yang anda baca?” katanya, dan diambilnya buku dari pangkuanku,
lalu duduk di sampingku.
“Anda gemar sekali membaca,” nada suaranya tidak bertanya.
“Gemar sekali,” jawabku.
“Saya lihat Anda selalu menyendiri di pojok dengan sebuah buku.”
Aku menegakkan kepala untuk benar – benar menatapnya.
“Anda mengetahui benar kebiasaan saya.”
“Semuanya,” katanya, pada mukanya terbayang kegembiraannya karena
dapat mengejutkanku. “Anda sering bersama – sama dengan seorang Nyonya
yang berkulit cokelat. Dia turun di sini saya kira.”
“Ya, tadi pagi dia sudah turun.”
Sekali lagi ku perhatikan kepuasan perasaannya.
“Satu hal lagi. Anda adalah satu – satunya penumpang yang pernah
menari dengan baik di kapal ini.”
Aku tersenyum. Kami bersama – sama tersenyum sambil berpandangan;
wajahnya, matanya. Rambutnya kelam seperti malam, tersembunyi di bawah
topi kerjanya. Kami kemudian berbicara mengenai buku – buku, musik,
dan apa saja yabg singgah di pikiran pada waktu itu. Dia mengajakku
naik ke kamarnya untuk mengambil buku yang telah dibacanya, yang
dikiranya aku akan menyukainya. Kamarnya seperti kamar perwira –
perwira lainnya terbagi dua bagian: kamar kerja dan kamar tidur. Aku
duduk di kursi kamar kerjanya sebentar, lalu kami kembali turun ke
salon.
“Anda juga mengikuti siaran – siaran musik klasik pada sore hari?” dia bertanya.
“Selalu.”
“Kalau anda mau melihat – lihat bagian bawah, besok pagi sesudah jam
sepuluh saya antar.”
Aku berterima kasih atas janjinya. Lalu kami berpisah. Aku kembali ke
kamarku. Hatiku dipenuhi rasa bahagia dan kerinduan yang berkecamuk
tidak menentu. Aku mencintainya, bisikku seorang diri. Setiap ku tatap
matanya, ku lihat ada sinar yang menyala dan menghanguskan seluruh
kesadaranku. ( halaman 165)

Sehabis makan malam aku ke salon. Aku tahu dia akan datang, dan
pengetahuan ini membikinku semakin tak sabar menantikannya. Dan
sewaktu dia mengajakku naik ke tempatnya untuk mengambil buku lain,
aku tahu bahwa aku seharusnya tidak menyetujuinya. Tetapi aku naik ke
kamarnya. Ku lihat dia mengunci pintu dengan ketenangan yang kekal.
Dia meletakkan kunci tersebut di depanku dan menatap wajahku. Untuk
kesekian kalinya kami berpandangan. Dan begitulah. ( halaman 173)
“Aku telah mengkhianati suamiku,” seperti membutuhkan pengakuan, aku
berkata perlahan.
“Ini yang pertama kalinya?”
Aku mengangguk.
“Kau menyesal?”
Benarkah aku menyesal? Aku tidak menyesalinya. Kebahagiaan yang baru
ku kecap bersamanya belum pernah ku rasakan. Seolah baru sekali itulah
aku benar – benar mengenal kedalaman arti hidup antara laki – laki dan
perempuan.
“Aku tidak mengetahui namamu?” kataku kemudian. ( halaman 174)

Kami berpandangan, seolah hendak menerobos isi hati masing – masing.
“Kau lihat namaku di daftar penumpang. Panggillah aku Michel.
“Michel,” ulangku setengah berbisik.
“Dan kau, kau adalah penariku.”
Aku hendak menyebutkan namaku, tetapi dia meneruskan bicaranya.
“Ketika ku lihat kau menari, aku seperti seperti melihat sebuah boneka
dalam mimpiku. Jauh sekali, tetapi terang dan keemasan. Aku boleh
menyebutmu bonekaku yang mungil bukan?”
Aku tersenyum. Aku bahagia. ( halaman 175)

Di Marseille, Charles menunggu kami. Ketika dia secara kesopanan
hendak mencium pipiku di geladak, aku hampir memalingkan mukaku. Yang
ku temui adalah seorang laki – laki yang semakin menggendut perutnya.
Keringatnya tajam berbau besi tua. Tangannya selalu bertengger dengan
pongahnya di pinggang. Kalau berbicara jarinya mengacung ke depan
hampir menyentuh hidungku. Aku dengan kecut mengundurkan diri satu
atau dua langkah sambil menoleh untuk menyembunyikan rasa muak. (
halaman 181)
*****

BIOGRAFI PENGARANG
NH. Dini lahir pada tanggal 29 Februari 1936 di Semarang. Setelah
tamat SMA bagian sastra ( 1956), mengikuti Kursus Pramugari Darat GIA
Jakarta ( 1956), dan terakhir mengikuti Kursus B-I Jurusan Sejarah (
1957). Tahun 1957-1960 bekerja di GIA Kemayoran, Jakarta. Setelah
menikah dengan Yves Coffin, berturut – turut Ia bermukim di Jepang,
Perancis, Amerika Serikat, dan sejak 1980 menetap di Jakarta dan
Semarang.
Karyanya : La Barka ( 1975), Namaku Hiroko ( 1977), Keberangkatan
(1977), Sebuah Lorong di Kotaku (1978), Padang Ilalang di Belakang
rumah (1979), Langit dan Bumi Sahabat Kami (1979), Sekayu (1981), Amir
Hamzah Pangeran dari Seberang (1981), Kuncup Berseri (1982), Tuileris
( 1982), Segi dan Garis (1983), dan Orang – orang Tran (1985).
Terjemahannya: Sampar ( Karya Albert Camus, La Peste, 1985).

Referensi: http://tsuharyati.blogspot.com/2008/10/resensi-novel-angkatan-66.html

Sabtu, 17 Desember 2011

Menjemput Impian

Indah larik pelangi, seusai hujan membuka hari
Samar dirajut mega, garis wajahmu lembut tercipta
Telah jauh kutempuh perjalanan
Bawa sebentuk cinta, menjemput impian

Desau rindu meresap, kenangan haru kudekap
Semakin dekat tuntaskan penantian
Kekasih, aku pulang
Menjemput impian

Kau dan aku, jadi satu
Arungi laut biru
Tak kan ada yang kuasa
Mengusik haluannya

Kau dan aku, jadi satu
Sambut datangku

Sekian lama waktu telah mengurai makna
Cinta kita gemerlap terasah masa
'Kan kubuat prasasti, dari tulusnya janji
Walau apa terjadi, tetap tegak berdiri

Kau dan aku jadi satu
Bersama kita jemput impian


lagu benar-benar menyentuh hati , setiap lirik katanya benar-benar sangat indah

The Lazy Song

Today I don't feel like doing anything
I just wanna lay in my bed
Don't feel like picking up my phone,
So leave a message at the tone
Cause today I swear I'm not doing anything

I'm gonna kick my feet up then stare at the fan
Turn the TV on, throw my hand in my pants
Nobody's gon' tell me I can't....

I'll be lounging on the couch just chilling in my Snuggie
Click to MTV so they can teach me how to dougie
Cause in my castle I'm the freaking man

Oh yes, I said it, I said it
I said it 'cause I can...

Today I don't feel like doing anything
I just wanna lay in my bed
Don't feel like picking up my phone,
so leave a message at the tone
Cause today I swear I'm not doing anything
Nothing at all, nothing at all

Tomorrow I'll wake up, do some P90X
Find a really nice girl, have some really nice sex
And she's gonna scream out
This is great
Oh my god, this is great..

Yeah, I might mess around
And get my college degree
I bet my old man will be so proud of me
But sorry pops, you'll just have to wait

Oh yes, I said it, I said it
I said it 'cause I can

Today I don't feel like doing anything
I just wanna lay in my bed
Don't feel like picking up my phone
So leave a message at the tone
Cause today I swear I'm not doing anything

No, I ain't gonna comb my hair
Cause I ain't going anywhere
No, no, no, no, no, no, no, no, no

I'll just strut in my birthday suit
And let everything hang loose
Yeah, yeah, yeah, yeah, yeah
Yeah, yeah, yeah, yeah, yeah, yeah

Oh, today I don't feel like doing anything
I just wanna lay in my bed
Don't feel like picking up my phone
so leave a message at the tone
Cause today I swear I'm not doing anything

Nothing at all...
Nothing at all...
Nothing at all...

When You Look Me In The Eyes

Oh yeah oh yeah
If the heart is always searching
Can you ever find a home?
I've been looking for that someone
I'll never make it on my own
Dreams can't take the place of loving you
There's gotta be a million reasons why it's true

When you look me in the eyes
And tell me that you love me
Everything's alright
When you're right here by my side
When you look me in the eyes
I catch a glimpse of heaven
I find my paradise
When you look me in the eyes

How long will I be waiting
To be with you again?
Gonna tell you that I love you
In the best way that I can
I can't take a day without you here
You're the light that makes my darkness disappear

When you look me in the eyes
And tell me that you love me
Everything's alright
When you're right here by my side
When you look me in the eyes
I catch a glimpse of heaven
I find my paradise
When you look me in the eyes

More and more I start to realize
I can reach my tomorrow
I can hold my head up high
And it's all because you're by my side

When you look me in the eyes
And tell me that you love me
Everything's alright
When you're right here by my side
And when I hold you in my arms
I know that it's forever
I just gotta let you know
I never wanna let you go cause

When you look me in the eyes
And tell me that you love me
Everything's alright (it's alright)
When you're right here by my side (by my side)
When you look me in the eyes
I catch a glimpse of heaven (oh)
I find my paradise
When you look me in the eyes
Oh yeah oh whoa yeah

Gejala Kanker Kulit

Tanda-tanda kanker kulit yaitu berupa benjolan. Kadang seperti tahi lalat yang makin lama makin besar adalah salah satu tandanya.
"Serta bentuknya tidak beraturan. Biasanya tanpa ada rasa sakit atau nyeri," terang dr Syafei M Hamzah SpKK, Spesialis Kulit dan Kelamin, RSUAM Bandar Lampung
Kanker kulit sering menjangkiti daerah wajah. Terjadi akibat sering terpapar sinar matahari. Terutama bagi orang-orang yang kerjanya di tempat terbuka seperti petani atau nelayan. Dan paling banyak terjadi pada usia di atas 40 tahun. Namun, tidak menutup kemungkinan kanker kulit ini menyerang daerah lain.
Cara menghilangkan kanker ini, yaitu dengan operasi pengangkatan. Makin cepat makin baik, dan sebelum ukurannya makin membesar. Jadi apabila dicurigai terkena kanker kulit, segera konsultasikan ke dokter agar mendapat tindakan yang tepat.


diambil dari : http://id.she.yahoo.com/tahi-lalat-makin-membesar-awas-kanker-kulit-132052718.html

Gejala Kanker Mulut

Kanker rongga mulut dapat juga dideteksi dini sebelum melakukan pemeriksaan ke dokter ahli bedah mulut. Dokter Spesialis Bedah Mulut dan juga Dosen Fakultas Kedokteran Gigi Unhas drg Muhammad Ruslim MKes SpBM mengatakan, sebagian besar dokter dan dokter gigi menyarankan agar seseorang berperan aktif dalam deteksi dini keganasan dalam rongga mulut dengan cara melakukan pemeriksaan sendiri setiap bulan.
Deteksi dini kanker rongga mulut ini bertujuan untuk mengenali atau mencurigai terdapatnya kanker ronggo mulut pada tahap awal. "Pemeriksaan rongga mulut merupakan bagian yang penting dari evaluasi fisik dalam deteksi dini keganasan rongga mulut. Sehingga penobatan yang cepat dan tepat akan memberikan hasil yang memuaskan dengan prognosa baik," ujar Ruslin yang juga Ketua Pengurus Wilayah Sulawesi Persatuan Ahli bedah mulut dan Maksilofasial Indonesia (PABMI) Sulawesi ini.
Berikut tanda-tanda dini yang dapat ditemukan untuk kanker rongga mulut.
1. Adanya luka pada wajah, leher kepala atau mulut yang tidak sembuh dalam waktu 2 minggu.
2. Pembekakan, benjolan pada bibir, gusi atau daerah lainnya di dalam rongga mulut.
3. Adanya tanda kemerahan, pengerasan di sekitar rongga mulut.
4. Pendarahan yang berulang di dalam rongga mulut.
5. Parasthesia, nyeri di sekitar wajah, mulut atau leher.
6. Nyeri pada telinga.
7. Kesulitan pada menggerakkan rahang atau lidah.
8. Pembekakan rahang sehingga gigi tiruan menjadi tidak fit dan stabil.
9. Perubahan suara.
10. Massa di leher.
11. Kehilangan berat badan.


diambil dari : http://id.she.yahoo.com/perhatikan-12-tanda-tanda-dini-kanker-rongga-mulut-010523554.html

dylan, i love you

Alice adalah seorang cewek blasteran yang punya hidung aga bangir , dia ga punya tinggi badan 175 cm dan dia benci banget jadi setengah bule karena sewaktu kecil sering diejek .. bule kampung !!
Tapi hidup alice berubah total setelah ia ketemu dylan siregar , vokalis band skillful . Cowok itu benar-benar jenis cowok yang adorable ganteng , terkenal , keren , tajir , low profile , pokoknya sanggup bikin mahluk cewek klepek-klepek.
Masalahnya alice ga tau gimana caranya supaya deket sama dylan . Cowok itu kan seleb , sementara dia cuma anak SMA biasa . Alice tambah jengkel karena temannya menyarankan dia untuk ga mengkhayal terlalu muluk tentang dylan . Memangnya salah ya , kalau kita berkhayal bisa pacaran sama seleb ?
dan emangnya seandainya nih , impian itu tercapai , apa jadi pacar dylan bener bener seindah yg alice bayangkan ? dan akhirnya mereka pun jadian dan mereka bener-bener cocok

Jumat, 18 November 2011

Padang Lawas Utara Direndam Banjir

Liputan6.com, Padang Lawas Utara: Cuaca buruk yang disertai hujan deras di wilayah Padang Lawas Utara, Sumatra Utara, mengakibatkan Sungai Barumun meluap, Jumat (18/11). Bahkan, luapan air sungai setinggi sekitar 30 sentimeter merendam 20 desa di Kecamatan Simangambat dan Portibi.

Banjir terparah terjadi di Desa Rodang dan Portibi Jae. Bahkan warga di kedua desa itu kesulitan mendapatkan air bersih. Puluhan kepala keluarga di lokasi itu pun menggunakan air kotor untuk kebutuhan mandi dan mencuci.

Untuk melaksanakan aktivitasnya, warga juga menggunakan perahu. Alat berat milik pemkab setempat yang akan melakukan penggalian di sungai itu terperosok ke dalam kubangan lumpur gambut.

Selain itu, akses menuju lima belas desa di Kecamatan Simangambat tertutup dan membuat warga di tempat itu terisolir. Diduga, banjir kali ini akibat Sungai Barumun mengalami pendangkalan, hingga tidak mampu menampung debit air hujan.


diambil dari : http://berita.liputan6.com/read/363548/padang-lawas-utara-direndam-banjir

Terdapat 62 Titik Rawan Banjir di Jakarta

Liputan6.com, Jakarta: Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memperkirakan Jakarta mendapat curahan hujan lebih besar daripada biasa di awal 2012, sama seperti yang pernah terjadi pada 2002 dan 2007. Menurut catatan BNPB, ada 62 titik rawan banjir di Ibu Kota.

Banyak warga Jakarta khawatir, Ibu Kota tak siap menghadapi kemungkinan banjir besar. Sebagai contoh sungai di kawasan Manggarai, Jakarta Selatan. Lokasi penuh sampah. Walau air tampak mengalir, tapi warga sekitar tetap khawatir karena sungai sesungguhnya dangkal. Hujan sebentar saja, permukaan air langsung naik.

BNPB siap mengerahkan ribuan personel, peralatan evakuasi, dan bantuan logistik bagi korban banjir untuk mengantisipasi banjir siklus lima tahunan


diambil dari : http://berita.liputan6.com/read/363572/terdapat-62-titik-rawan-banjir-di-jakarta

Banjir Bandang di Jambi

Citizen6, Kerinci: Bencana banjir bandang melanda Kota Sungai Penuh, Kerinci, Jambi, Kamis (3/11). Banjir terjadi akibat hujan deras yang turun sejak pukul 18.00 WIB hingga 05.00 WIB, sehingga air dari sungai meluap. Banjir bandang menenggelamkan perumahan di daerah Kecamatan Depati VII Rawang. Daerah yang terkena banjir tersebut diantaranya, Desa Maliki Air, Desa Tanjung Rawang, dan Desa di sekitar Simpang Tiga Rawang serta berbagai tempat lainnya.

Dari keterangan warga, hujan turun begitu deras sekitar pukul 18.00 WIB, dan air sungai mulai meluap sekitar pukul 22.00 WIB yang sampai sekarang belum juga menyusut. Banjir ini berasal dari luapan dua sungai, yang pertama aliran sungai dari daerah Siulak, Semurup, Koto Majidin yang berakhir sampai ke Kecamatan Depati VII Rawang. Sedangkan sungai kedua yakni Sungai Bungka mengalir dari Desa Sungai Ning, Pelayang Raya, Pasar Sungai Penuh dan berakhir ke Kecamatan Tanah Kampung yang juga mengalami banjir bandang.


diambil dari : http://citizen6.liputan6.com/read/361340/banjir-bandang-di-jambi

Puting Beliung Terjang Subang

Citizen6, Subang: Angin puting beliung menerjang Desa Cinengah, Jalancagak, Subang, sekitar pukul 14.00 WIB, pada, Minggu (13/11). Kejadian berawal dari turunnya hujan disertai petir yang sangat keras sekali. Tidak lama berselang tiba-tiba angin sangat kencang berhembus dari sebelah timur dan sempat membuat panik warga. Kejadian ini tidak berlangsung lama, tapi terjangan angin ini mampu menghancurkan beberapa bangunan milik warga dan mengakibatkan pohon tumbang sehingga akses jalan terganggu.

Ada beberapa bangunan yang rusak dan salah satunya kandang ayam broiler bertingkat yang hampir rata dengan tanah. Ketika kejadian berlangsung pegawai kandang tersebut berada di dalam bangunan, namun beruntung pegawai tersebut bisa menyelamatkan diri. Mereka mendobrak pintu kandang yang sulit terbuka karena tertimpa reruntuhan atap. Walapun tidak menimbulkan korban jiwa, kerugian dipastikan mencapai ratusan juta rupiah. Karena ketika kejadian ternyata masih ada ribuan ekor ayam yang belum sempat dipanen oleh pemilik kandang di dalamnya.


diambil dari : http://citizen6.liputan6.com/read/362824/puting-beliung-terjang-subang

Truk Terguling, Jalur Pantura Macet

Liputan6.com, Situbondo: Akibat menghindari kendaraan dari arah berlawanan, sebuah truk gandeng bermuatan kayu terguling di jalur pantai utara (Pantura) Situbondo, Jawa Timur, Jumat (18/11). Menurut saksi, saat melewati jalan menikung, truk terlihat kehilangan kendali hingga terguling.

Truk yang melintang dan menutup badan jalan yang menuju arah Surabaya maupun arah ke Banyuwangi macet hingga lima kilometer. Jalur di Situbondo kembali bisa dilewati kendaraan setelah truk gandeng yang menutup ruas jalan berhasil dipindahkan.(IAN/BJK)


diambil dari : http://berita.liputan6.com/read/363622/truk-terguling-jalur-pantura-macet

Cuma Manusia

Inikah yang harus ku hadapi
Perbedaan tiada bertepi
Mengenali keinginanmu terhadap aku
Yang tak semuanya keinginanku

Mengapa tak pernah kita coba
Selaraskan rasa dalam jiwa
Ini dirku dan begitulah dirimu
Tak pernah sempurna cuma manusia

Seharusnya yang terjadi
Slalu dapat disadari
Dua beda kan saling menyatu
Bukan tuk diri sendiri
Bila sampai hari ini
Masih ada cinta yang membuat kita satu
Itu semua anugerah yang kuasa

Kita cuma manusia
Yang dianugerahkan cinta
Oleh yang kuasa


lagu ini enak didengar ..

Upacara Agama Ricuh di India, 16 Tewas

Sedikitnya 16 orang tewas terinjak dan puluhan lainnya terluka akibat kericuhan yang terjadi dalam sebuah upacara keagamaan di Sungai Gangga, sebelah utara India.

Menurut seorang pejabat kota tetangga, kericuhan terjadi akibat jumlah peserta upacara yang melebihi kapasitas.

"Sejauh ini 14 wanita dan dua pria tewas, sementara 46 orang lain mengalami luka serius. Jumlah peserta upacara jauh lebih banyak daripada yang dapat diakomodasi sehingga terjadilah kericuhan," kata D Santhel Pandiyan, pejabat dari kota Haridwar, seperti dikutip dari laman MSN, Selasa 8 November 2011.

Menurut Hemant Sahu, panitia upacara bagian media, puluhan ribu umat Hindu turut hadir di ashram (tempat pemujaan) untuk memberikan persembahan pada api suci. "Terlalu banyak orang berusaha mendekati api sambil membawa persembahan mereka, dan situasi jadi tak terkendali," ujarnya.

Situasi menjadi tidak terkendali saat beberapa orang yang terjatuh menimbulkan kepanikan. Korban tewas kebanyakan akibat kehabisan nafas atau terinjak. "Beberapa orang tiba-tiba terjatuh, dan itulah yang terjadi. Kami pikir jumlah korban nampaknya masih akan terus bertambah," tambah Sahu.

Kantor berita Press Trust of India memberitakan bahwa kericuhan terjadi saat para peserta upacara mencoba memasuki ashram Shantikunj untuk ambil bagian dalam perayaan 100 tahun sejak kelahiran sang pendiri, Shreeram Sharma. Sejumlah besar orang berkumpul di ashram selama lima hari untuk perayaan ini.


diambil dari : http://www.lihatberita.com/2011/11/upacara-agama-ricuh-di-india-16-tewas.html

Selasa, 15 November 2011

Gempa Mentawai

KOMPAS.com — Gempa berkekuatan 7,2 skala Richter atau 7,7 Magnitude yang mengguncang Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, Senin (25/10/2010) pukul 21.42.20 WIB lokasinya lebih ke utara dari pusat gempa 6,6 Mw pada September 2007. Pusat gempa ini lebih dekat ke major lock patch Mentawai yang berpotensi menimbulkan gempa besar 8,8 Mw.

Menurut laporan Pusat Gempa Nasional Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), pusat gempa berada pada 3,61 Lintang Selatan-99,93 Bujur Timur. Kedalamannya 10 kilometer atau termasuk gempa dangkal. Lokasi episentrum itu berjarak 78 kilometer barat daya Pulau Pagai Selatan di Kepulauan Mentawai.

"Gempa kemarin bisa merupakan prekursor ke gempa lebih besar. Kelihatannya tinggal selangkah lagi ke klimaksnya. Mudah-mudahan masih hitungan tahun, bukan hari, minggu, atau bulan. Yang jelas, desakan pada 'Si Raksasa gempa Mentawai yang sudah matang itu' sudah semakin tinggi," kata Danny Hilman, pakar geologi dari Pusat Penelitian Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).

Pusat gempa besar yang dimaksud Danny berada di bawah Siberut-Sipora-Pagai Utara. Analisis ini berdasarkan penelitiannya terhadap fenomena kegempaan tektonik di Sumatera sejak 1990-an.

Sementara itu, Kepala Pusat Gempa dan Tsunami BMKG Fauzi memperkirakan, rentetan gempa moderat antara 6 skala Richter (SR) dan 7 SR sejak beberapa tahun terakhir di dekat pusat gempa berskala lebih dari 8 SR itu memberikan efek mengurangi energi yang menekan di segmen itu.

Tsunami

Meski episentrum gempa berada di Zona Penunjaman, menurut Fauzi, tidak ada dislokasi permukaan dasar laut yang berarti hingga menimbulkan tsunami yang relatif besar. Beberapa jam setelah gempa berskala 7,2 SR itu, gempa susulannya hanya berkisar 5 SR.

Menurut laporan yang diterima Danny, gempa di perairan selatan Pulau Pagai Selatan ini menimbulkan tsunami hingga 3 meter di Pulau Pagai. Namun, tsunami di pesisir barat Sumatera, terutama di sekitar Padang, semakin rendah. Hal ini disebabkan gelombang pasang itu terhalang oleh Pulau Pagai-Sipora.

Data ketinggian tsunami tersebut berbeda dengan pasang surut yang terekam pada Stasiun Pasang Surut Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (Bakosurtanal) di Padang dan Tanah Bala atau Nias Selatan. Kenaikan pasang surut yang terpantau di stasiun tersebut hanya 0,5 meter.

Sejarah tsunami Padang

Penelitian di pesisir barat Padang, yang dilakukan Danny Hilman dan Kerry Sieh dari California Institute of Technology Amerika Serikat, berhasil mengungkap terjadinya gempa dan tsunami di Padang.

Berdasarkan data sejarah, tsunami pernah menerjang Padang pada 10 Februari 1797 akibat gempa ber-Magnitude momen 8,4 hingga menewaskan sekitar 300 orang. Namun, dari penelitian pada kondisi terumbu karang diketahui, terjangan tsunami kedua terjadi pada 29 Januari 1833 dengan kekuatan 9,0. Tidak ada catatan berapa jumlah korban jiwa ketika itu.

Terumbu karang merupakan "perekam alam" bencana itu akibat naik-turunnya dasar pesisir pantai, akibat aktivitas tektonik, yaitu penunjaman Lempeng Indo-Australia terhadap Lempeng Eurasia.

Pelepasan energi yang menimbulkan gempa besar akan diikuti proses penghimpunan kembali energi di tepi lempeng itu. Tekanan antarlempeng terus-menerus berlangsung. Maka dari itu, gempa akan terjadi lagi sampai batuan di daerah itu tak mampu menahan tekanan.

Setelah terjadi kenaikan permukaan, dalam hitungan ratusan tahun, bagian yang terangkat itu akan berangsur turun lagi sebagai akibat penekanan tadi. Jika permukaan dasar laut turun hingga merendam seluruh koral karena proses geologis dan tektonis itu, maka bagian atas koral tumbuh lagi. Turun-naiknya permukaan ini mengakibatkan bentuk mikroatol ini bagai topi khas Meksiko, sombrero.

Pola inilah yang dijadikan dasar untuk memprediksi periode kegempaan. Mereka memperkirakan, gempa besar diperkirakan bakal terjadi lagi pada 2033, pascagempa tahun 1833.

Pada tahun 1833, terjadi gempa berskala 8,9 SR hingga mengakibatkan Pagai Selatan mengalami pengangkatan 2 hingga 3 meter. Adapun gempa 2007 hanya mengakibatkan kenaikan paling tinggi 0,5 meter daratan Pulau Pagai Selatan.

Berdasarkan data global positioning system (GPS) yang terpasang di Pulau Pagai Selatan, menurut Danny, diketahui, bagian timur pulau itu mengalami kenaikan 30 sentimeter, sedangkan bagian barat naik 0,5 meter. Adapun Sipora mengalami kenaikan beberapa puluh sentimeter.

Mekanisme naiknya pulau-pulau di pesisir Padang dan turunnya kawasan pantai Bengkulu, Jambi, hingga Padang itu merupakan kejadian yang berulang setiap 200 tahunan, setiap terjadinya gempa besar.

Gempa itu sesungguhnya merupakan fenomena yang menunjukkan terjadinya proses pelentingan tepi lempeng Benua Eurasia yang tertekan oleh subduksi Lempeng Samudra Indo Australia. Kecepatan desakan lempeng itu sekitar 60 mm per tahun. Jadi, kita tetap harus waspada pada datangnya gempa.


akibat dari gempa mentawai :

Mentawai, CyberNews. Gelombang laut setinggi 1,2 meter menggempur pantai di Pulau Sikakap, sesaat setelah gempa 7,7 SR mengguncang Mentawai, Senin malam pukul 21.42 WIB.

Menurut Koordinator Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops) BPBD Sumbar, Ade Edward, tsunami yang tergolong kecil ini terjadi di Sikakap, bagian utara Pulau Pagai. Tidak ada korban jiwa dalam tsunami ini.

"Karena sampai di daratan tingginya hanya setinggi 25 cm hingga 30 centimeter,” ujar Ade Edward, Selasa (26/10).

Gelombang ini dikabarkan hanya menggenangi rumah warga dan belum dilaporkan adanya kerusakan yang signifikan. “Belum ada catatan kerusakan yang kita terima. Jika pun ada, mungkin hanya kerusakan akibat genangan air laut,” kata Ade.

Dijelaskan dia, tsunami menerjang kawasan Pasar Sikakap karena berhadapan langsung dengan pantai.


Efek yang terjadi sesudah gempa mentawai :

efek gempa dan tsunami Mentawai itu lebih besar daripada letusan Merapi saat itu. Rumah-rumah terlihat rata dengan tanah, setidaknya 427 orang meninggal, 75 lenyap, 170 luka berat, 324 luka ringan, dan 15.097 warga di empat kecamatan; Sipora Selatan, Sipora, Pagai Utara, Sikakap, dan Pagai Selatan, mengungsi.





diambil dari : http://sains.kompas.com/read/2010/10/27/09590564/Gempa.Besar.di.Mentawai.Masih.Mengancam
http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/news/2010/10/26/68774
http://sorot.vivanews.com/news/read/187143-bandul-maut-tsunami

Jumlah 58 Emas Indonesia Masih Pimpin Sea Games 2011

Jakarta - Indonesia masih memimpin perolehan medali SEA Games XXVI 2011 dengan mengumpulkan 58 emas, 46 perak, dan 37 perunggu hingga Senin malam.

Dengan demikian Indonesia secara total telah mengantongi 141 medali dari 535 medali yang telah diperebutkan.

Posisi kedua masih ditempati Thailand yang menyusul Singapura sejak Minggu (13/11), dengan 35 emas, 27 perak, dan 35 perunggu.

Singapura juga disusul Vietnam yang sekarang berada di urutan ketiga dengan 27 emas, 29 perak, dan 35 perunggu.

Singapura sekarang berada di urutan keempat dengan 19 emas, 17 perak, dan 29 perunggu.

Berikut daftar perolehan medali SEA Games XXVI hingga Senin malam mengutip data di laman resmi SEA Games 2011:

No-Negara-Emas-Perak-Perunggu-Total Medali

1. Indonesia 58-46-37-141
2. Thailand 35-27-35-97
3. Vietnam 27-29-35-91
4. Singapura 19-17-29-65
5. Malaysia 12-14-22-48
6. Philipina 8-14-20-42
7. Laos 2-3-12-17
8. Kamboja 1-3-7-11
9. Myanmar 0-8-10-18
10. Brunai 0-1-3-4
11. Timor Leste 0-0-1-1



diambil dari : http://www.lihatberita.com/2011/11/jumlah-58-emas-indonesia-masih-pimpin.html

Empat Penyakit Unik Terselip di Tubuh Kita

Sebenarnya ada tanda yang jelas yang bisa dilihat dengan mata telanjang ketika tubuh mendapat masalah. Meski begitu, pengujian medis mutlak diperlukan guna memastikan hasil lebih akurat.

Kondisi kesehatan dari tubuh anda dapat dilihat dari pertanda di semua tubuh anda. Mulai dari kondisi telinga, alis, dada, dan bahkan jari. Resiko anda terhadap penyakit tertentu juga bisa dilihat dengan mata telanjang. maka kenalilah beberapa pertanda masalah kesehatan seperti dikutip dari redbookmag :

1. Telinga yang mengkerut

"Selama satu dekade penelitian, diketahui bahwa kerutan di salah satu telinga terkait dengan peningkatan resiko penyakit hati," kata Joanne Foofy. MD, seorang kardiolog di Brigham and women hospital, AS.

2. Alis tipis

Alis tipis dapat menjadi pertandabahwa seseorang memiliki masalah tiroid. "Hormon tiroid yang menjadikan rambut dan rambut di tubuh konsisinya baik. jika rambut rontok atau tipis, hal itu menjadi pertanda akan adanya gangguan tiroid," kata Sandara Fryhofer,MD, profesor dari Emory University.

Ada cara pengujian darah sederhana untuk mengetahuinya jika anda memiliki masalah dengan tiroid. cara ini, anda dapat menemukan mengapa rambut dengan mudah menjadi tipis.

3. Dada yang besar

Dada yang besar bisa jandi sensual. Meski begitu, hal ini bukan tanpa resiko. tampaknya, semakin besar ukuran dada, semakin besar pula resiko terkena penyakit diabetes tipe 2. Hasil ini diperoleh dari sebuah penelitian dari 90 ribu wanita selama 20 tahun dan menjadi bagian dalam penelitian ilmu keperawatan.

Jenis lemak di dada meningkatkan kemungkinan menghasilkan hormon yang dapat memicu diabetes. Sehingga, jika anda memiliki ukuran dada yang besar, tidaklah menyakitkan bila anda memeriksakan kadar gula darah anda.

4. Jari tengah yang pendek

Jika jari tengah anda lebih pendek dari jari manis, anda dua kali berpotensi untuk mengidap arthritis atau gangguan otot. hal ini menurut sebuah penelitian yang dilakukan oleh the Arthritis Research Institute of America.

"Semakin besar perbedaan, makin besar pula resikonya," kata Paul Leaveton,Ph.D., salah seorang peneliti


diambil dari : http://www.lihatberita.com/2011/10/empat-penyakit-unik-terselip-di-tubuh.html

2 Jam Hujan , Surabaya Banjir

Surabaya - Hujan deras yang mengguyur Surabaya selama dua jam membuat ruas jalan di sejumlah kawasan langganan banjir seperti di jalan Ciliwung, Mayjen Sungkono, Banyuurip, Demak dan lain sebagianya.

Di jalan Mayjen Sungkono menuju Adityawarman genangan air setinggi setengah ban mobil, akibatnya ruas jalan menjadi macet. Begitu juga banjir langganan menggenangi jalan Ciliwung sejumlah kendaraan bermotor terpaksa mogok akibat kendaraan kemasukan air.

"Dari jalan Diponegoro aman, begitu masuk jalan Ciluwung langsung knalpot kemasukan air," ungkap Yanto warga Bumiarjo, Selasa (09/11/2011).

Sementara itu pantauan beritajatim.com di lapangan banjir menggenangi Kawasan Banyuurip, Benowo. ketinggian air mencapai sepinggang orang dewasa. Sementara itu di tengan kota jalan embong Malang depan JW Marriott, Empire palace hingga Siola juga tergenang banjir dengan ketinggian air mencapai setengah ban kendaraaan.

Sementara itu banjir juga menimpa sejumlah ruas jalan di kawasan Demak dan Simo, ketinggian air mencapai knalpot sepeda motor


diambil dari : http://www.lihatberita.com/2011/11/2-jam-hujan-surabaya-banjir.html

Gunung Berapi Meletus di Sumbar, Abu Vulkanik Menyulimuti

Gunung Marapi di Kabupaten Tanahdatar dan Agam, Sumbar, pada Sabtu (12/11/2011) sore sekitar pukul 16.35 WIB kembali meletus dengan mengeluarkan asap hitam serta abu vulkanik.

Pantauan ANTARA di Sungaipuar, Kabupaten Agam, Sabtu (12/11/2011), terlihat asap hitam dan abu vulkanik mengarah ke timur dari gunung berketinggian 2.891 meter di atas permukaan laut (Mdpl) ini.

Asap hitam yang bercampur dengan abu vulkanik tersebut diperkirakan setinggi 200-500 meter dari puncak gunung dan berlangsung cukup lama. Setelah itu, asap hitam dan abu vulkanik hilang untuk beberapa menit.

Kemudian, sekitar pukul 16.45 WIB gunung kembali mengeluarkan asap hitam dan abu vulkanik yang masih mengarah ke timur sekitar 1 kilometer dari gunung.

Asap hitam dan abu vulkanik untuk kedua kalinya ini hilang sekitar pukul 17.00 WIB. Setelah itu, gunung tidak lagi terlihat menyemburkan asap hitam dan abu vulkanik karena tertutup kabut asap.

Dt. Sahril, salah seorang warga Sungaipuar, mengatakan sebelum gunung mengeluarkan asap hitam dan abu vulkanik terdengar suara gemuruh dan dentuman.

"Suara gemuruh terdengar tidak terlalu keras. Tidak lama kemudian, terlihat puncak gunung mengeluarkan asap hitam dan abu vulkanik berwarna hitam pekat," ucapnya.

Dia menyebutkan, pada pukul 13.00 WIB, gunung beberapa kali terlihat menyemburkan asap putih tebal.

Petugas Badan Geologi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Bukittinggi, Warseno, Sabtu, membenarkan gunung telah mengeluarkan asap hitam dan abu vulkanik.

"Selain asap hitam dan abu vulkanik, gunung tidak ada mengeluarkan material lainnya seperti lahar yang bisa membahayakan warga yang tinggal di kaki gunung," katanya.

Menurut dia, status gunung masih akan ditetapkan waspada level II. Masyarakat masih dianjurkan untuk tidak melakukan pendakian tiga kilometer dari puncak.

Salah satu gunung aktif di Sumbar setinggi 2.891 meter di atas permukaan laut (Mdpl) itu telah mengalami peningkatan aktivitas sejak 3 Agustus 2011 sekitar pukul 09.00 WIB.

Gunung ini sempat mengeluarkan abu vulkanik berbau belerang berketinggian 1.000 meter dan menjangkau sejumlah daerah di Sumbar, seperti Agam, Tanahdatar, Padangpariaman, dan Padangpanjang.


diambil dari : http://www.lihatberita.com/2011/11/gunung-berapi-meletus-di-sumbar-abu.html

Pohon Tumbang , 3 orang tewas

Bandung - Tiga warga setempat tewas seketika tertimpa pohon raksasa berumur tua di tebing dekat kolam pemancingan di Kampung Pangkalan, Desa Sariwangi, Kecamatan Pearongpong, Kabupaten Bandung Barat, saat hujan badai, Senin siang, 14 November 2011. Ketiga korban adalah warga RW 09 kampung setempat yakni Lilis, 35 tahun, dan anaknya Ragil Mahesa (5), serta tetangga mereka Asep Kurnia (41).

Adapun korban cedera ibu kandung dan suami Lilis, yakni Mariah (54) dan Wawan alias Ajum (41) serta keponakannya, Ajeng (3,5). Ketiganya dilarikan ke Rumah Sakit Cibabat, Kota Cimahi.

"Ini musibah kecelakaan akibat pohon yang sudah tua tumbang lalu menimpa warung di bawahnya, yang didalamnya ada para korban sedang menunggui warung dan berteduh,"ujar Kepala Polsek Cisarua, Ajun Komisaris Jaya Hadianto di lokasi kejadian, Senin sore.

Pohon tua yang oleh warga setempat disebut pohon Kopeng atau Reungas tersebut, ia melanjutkan, diduga tumbang akibat tak kuat lagi menahan gerusan aliran air hujan di bagian akar dan terpaan angin kencang di bagian atas. "Peristiwa terjadi saat hujan angin tadi sekitar jam 13.30,"kata Jaya.

kejadian terletak di samping turunan curam Jalan Desa Sariwangi akses menuju Desa Ciwaruga. Di lahan itu antara lain awalnya terdapat kolam pemancingan ikan milik Wawan, mushola, MCK.

Juga warung milik suami istri Wawan - Lilis, serta pohon tua raksasa di tebing diatas warung. Rubuhan pohon menghancurkan warung Lilis serta merusak MCK dan sebagian bangunan mushola.

Menurut salah satu saksi, Hasan, peristiwa maut diketahui warga sekitar pukul 13.30 WIB. Saat hujan deras itu, pria 32 tahun ini sedang membetulkan saluran air di jalan Pangkalan di atas lokasi kejadian.

"Saat itu tiba-tiba dari bawah datang Pak Ujang yang sambil panik mengabarkan pohon tumbang menimpa warung di pemancingan,"tuturnya. Saat pohon tumbang, kata dia, Ujang bersama Agus sedang berteduh di mushola dan selamat.

Hasan pun memberi tahu warga lain dan lalu bersama Ujang turun ke lokasi kejadian. "Pas saya datang bangunan warung sudah hancur tertimpa pohon, para korban termasuk yang cedera sebagian ada di lokasi warung,"katanya.


diambil dari : http://www.lihatberita.com/2011/11/pohon-tumbang-3-orang-tewas.html

Warga Temukan Kura Kura Raksasa

JAKARTA - "Saya tidak mimpi apa-apa. Ini kura-kura bukan siluman ya," sahut Haji Zaenudin Bombay, warga Jalan Tanjung Barat Selatan atau Gang 100 Rt 11/ RW 01, saat warga terus-menerus bertanya hal yang sama kepadanya, Senin (14/11/2011).


Semua penasaran tentang bagaimana kura-kura raksasa ini ditemukan. Mereka juga bertanya apakah ada pertanda berupa mimpi atau apapun. Berhubung kura-kura raksasa ini ditemukan pada hari unik yaitu Jumat (11/11/2011). Angka triple 11 memang diyakini membawa peruntungan khusus bagi sebagian orang.


Haji Bombay dengan sabar menjawab pertanyaan warga yang datang silih berganti. Ibu-ibu usai pengajian, anak-anak, remaja, hingga media massa televisi, cetak, online, pejabat kelurahan Tanjung Barat, hingga aparat polisi dari polsek Jagakarsa. Ia membebaskan orang untuk melihat tanpa ditarik bayaran.


"Padahal saya baru kehilangan motor nih. Kalau saya tarik pungutan seribu per orang wah, sudah kaya saya," seloroh Haji Bombay.


Sambil berusaha melayani petugas kelurahan yang datang, ia bolak-balik mengawasi anak-anak yang menonton kura-kura yang disimpan di lahan kosong depan rumahnya di Jalan Tanjung Barat Selatan atau Gang 100 Rt 11/ RW 01.

"Eh, jangan terlalu dekat, nanti jatuh digigit," kata Haji Bombay.

Saat ini kura-kura itu disimpan di kolam kecil bekas memelihara ikan yang panjangnya 2,5 meter, lebar 1 meter, dengan kedalam 1,5 meter. Tubuh kura-kura dengan berat sekitar 140 kilogram tersebut, tampak tak memiliki banyak ruang gerak. Sekali-sekali satwa itu berputar berganti arah.

Gelombang warga yang datang tak henti-henti, hingga hari menjelang gelap. Akhirnya karena cemas, kolam kering itu ditutup bagian atasnya dengan pagar besi, yang kebetulan disimpan di lahan kosong tersebut.

Menurut Haji Bombay, bila gelombang warga yang berdatangan semakin banyak dan tak dapat lagi diawasi, ia akan menutup gerbang lahan kosong tersebut


diambil dari : http://www.lihatberita.com/2011/11/warga-temukan-kura-kura-raksasa.html

Lima Rumah Ludes Terbakar

Diduga akibat konsleting arus listrik, sebanyak 5 rumah yang berada di Jl Panglima Sudirman Gang X Kelurahan Sidokumpul Kecamatan Gresik, ludes dilalap api, Rabu (9/11) malam kemarin. Tidak ada korban jiwa maupun luka dalam kejadian yang menimbulkan kerugian materiil mencapai puluhan juta tersebut.
Menurut Faisol Fahruzi (39), salah satu korban kebakaran kepada wartawan mengatakan, bahwa, dirinya pulang kerja sekitar pukul 23.30 WIB. Sebelum masuk rumah, melihat ada kepulan asap yang muncul dari pintu ruang tamu rumah milik Samsul Anam (32) warga Jl Panglima Sudirman X/13. Tak lama berselang, muncul kobaran api dari atap genteng.
"Saya buru-buru pulang untuk membangunkan anak dan istri saya. Lalu saya bilang, rumah Pak Samsul kebakaran. Kita segera mengungsi karena khawatir rumah juga terbakar,” katanya didampingi istrinya Veni Yuniawati.
Warga kampung yang mendengar kebakaran akhirnya keluar rumah dan berusaha memadamkan kobaran. Namun hembusan angin kencang membuat kobaran makin hebat dan menjalar ke rumah milik Sukri (51), serta Bahari (32) yang ada di sisi kiri rumah Samsul. Tidak lama kemudian rumah Faizol yang ada di sisi kanan ikut tersambar kobaran api.
Kapolsek Kota AKP Mulyono yang memimpin pengamanan kepada wartawan menjelaskan, pihaknya belum bisa memastikan penyebab kebakaran. Namun, pihaknya menduga kebakaran berasal dari rumah Samsul Anam akibat hubungan arus pendek. "Untuk memastukannya, kami masih melakukan penyelidikan dan memeriksa saksi. Kami juga mengamankan lokasi dengan memasan garis polisi untuk penyelidikan lebih lanjut," katanya


diambil dari : http://www.harianbangsa.com/index.php?option=com_content&view=article&id=6297:lima-rumah-ludes-terbakar&catid=56:terkini

Tanggul Lumpur Kritis, Ancam Rel dan Jalan Raya Porong

Lumpur yang tertampung dalam tanggul kolam penampungan kawasan Siring Porong, kembali mengancam jalur rel KA dan Jalan Raya Porong.
Ketinggian lumpur, kembali menyamai tanggul. Petugas tanggul dari BPLS juga lansung melakukan peninggian dan perbaikan tanggul.
Sedikitnya, lima alat berat dikerahkan untuk melakukan perbaikan dan peninggian tanggul yang kritis tersebut. "Perbaikan dan peninggian tanggul ini dilakukan agar lumpur tidak meluber dan menggenangi Jalan Raya Porong dan Rel KA yang berada dibawah persis tanggul Siring," ucap Humas BPLS Ahmad Kusairi Kamis (10/11).
Sementara upaya ini mendapat batu sandungan. Sekitar sepuluh warga korban dari Kedungbendo dan Siring yang ganti ruginya belum diselesaikan oleh Lapindo Brantas Inc selaku pembayar ganti rugi dalam peta terdampak sesuai Perpres 14 tahun 2007, mengusir sejumlah alat berat yang melakukan pengurukan dan peninggian tanggul Siring.
Lima alat berat yang berada diatas tanggul dan juga pengangkut sirtu, juga tidak diperbolehkan beroperasi. Warga pimpinan H Fatah asal Kedungbendo itu menuruh semua alat berat di bawah tanggul. "Tanah ini masih milik warga karena belum dibayar oleh Lapindo. Makanya tidak boleh ada penanggulan sebelum pelunasan ganti rugi hingga seratus persen," ucapnya Kamis (10/11).
Dia juga mengecam kalau ada orang yang mengatakan bahwa ganti rugi sudah beres. Kita mohon Aburizal Bakrie tidak mempercayai laporan bawahan yang menyesatkan itu. "Warga sampai sekarang belum dibayar secara lunas. Bahkan ada juga warga yang belum mendapatkan uang pelunasan mulai dari kurang 5%, 10% dan sampai ada yang kurang 80%," tandasnya.(jat)

http://www.harianbangsa.com/index.php?option=com_content&view=article&id=6295:tanggul-lumpur-kritis-ancam-rel-dan-jalan-raya-porong&catid=56:terkini
diabmbil dari :

Banjir Thailand Tewaskan 562 jiwa

bangkok-HARIAN BANGSA
Korban tewas akibat banjir di Thailand hingga saat ini masih terus bertambah. Dilaporkan jumlah korban tewas saat ini sudah mencapi 562 jiwa.Departemen Mitigasi dan Penanggulangan Bencana Thailand melaporkan, hingga saat ini 22 provinsi di Negeri Gajah Putih tersebut masih terendam air. Sementara banjir pun menyebabkan 5,1 juta warga terpengaruh.).

Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Ban Ki-Moon dan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Hillary Clinton, seperti dilansir The Nation, akan mengunjungi Bangkok, guna melihat banjir yang terjadi di Thailand. Kedua tokoh itu bermaksud untuk memeriksa apa yang dibutuhkan oleh Thailand demi mengatasi krisis banjir yang mereka alami.

Badan PBB yang mengurus bantuan kemanusiaan (UNOCHA) mencatat sekira 1.000 orang tewas dalam banjir yang melanda Asia Tenggara selama tiga bulan terakhir.

Krisis yang terjadi di Thailand ini memang dikatakan yang paling parah dalam waktu lima dekade terakhir dan menyebabkan kerugian yang mencapai miliaran dolar.

Menurut laporan dari pihak Kamar Dagang Universitas Thailand, kerugian akibat banjir diketahui mencapai USD33 miliar atau sekira Rp296,5 triliun (Rp8.985 per USD).

Laporan itu juga menyebutkan sekira 300 ribu warga Thailand terancam kehilangan pekerjaannya, karena banjir mengganggu aktivitas bisnis. Sementara sekira 700 ribu saat ini dipastikan sudah tidak memiliki mata pencaharian akibat banjir.

Banjir yang terjadi di Thailand menimbulkan desakan kepada Perdana Menteri Thailand Yingluck Shinawatra untuk turun dari jabatannya. Tetapi Yingluck bersumpah untuk tetap menjabat sebagai perdana menteri dan berjanji akan tetap berjuang untuk mengatasi banjir.

Banjir bahkan membuat kesehatan Raja Thailand Bhumibol Adulyadej menurun. Dirudung rasa khawatir akibat bencana banjir yang melanda Thailand, Raja Bhumibol dikabarkan sempat pingsan. Tetapi saat ini kesehatan Raja dikabarkan berangsur stabil.

diambil dari : http://www.harianbangsa.com/index.php?option=com_content&view=article&id=6304:banjir-thailand-tewaskan-562-jiwa&catid=53:internasional&Itemid=88