Stress
Arti
Penting Stress
Pengertian Stress
Stress
adalah bentuk ketegangan dari fisik, psikis, emosi maupun mental. Bentuk
ketegangan ini mempengaruhi kinerja keseharian seseorang. Bahkan stress dapat
membuat produktivitas menurun, rasa sakit dan gangguan-gangguan mental. Pada
dasarnya, stress adalah sebuah bentuk ketegangan, baik fisik maupun mental.
Sumber stress disebut dengan stressor dan ketegangan yang di akibatkan karena
stress, disebut strain. Stress juga dapat diartikan sebagai suatu kondisi yang
menekan keadaan psikis seseorang dalam mencapai suatu kesempatan dimana untuk
mencapai kesempatan tersebut terdapat batasan atau penghalang. Dan apabila
pengertian stress dikaitkan dengan penelitian ini maka stress itu sendiri
adalah suatu kondisi yang mempengaruhi keadaan fisik atau psikis seseorang
karena adanya tekanan dari dalam ataupun dari luar diri seseorang yang dapat
mengganggu pelaksanaan kerja mereka. Sumber stres adalah semua kondisi
stimulasi yang berbahaya dan menghasilkan reaksi stres, misalnya jumlah semua
respons fisiologis nonspesifik yang menyebabkan kerusakan dalam sistem
biologis. Stress reaction acute (reaksi stres akut) adalah gangguan sementara
yang muncul pada seorang individu tanpa adanya gangguan mental lain yang jelas,
terjadi akibat stres fisik dan atau mental yang sangat berat, biasanya mereda
dalam beberapa jam atau hari. Kerentanan dan kemampuan koping (coping capacity)
seseorang memainkan peranan dalam terjadinya reaksi stres akut dan keparahannya
.
Efek Stress
- Menaikkan kolesterol dan asam
lemak dalam darah untuk sistem produksi energi.
- Menaikkan tekanan darah.
- Iritasi pada daerah tertentu
(memerah, bengkak, meradang dan nyeri).
- Menaikkan produksi gula darah
untuk energi.
- Menurunkan kekebalan usus
dalam mencerna protein sintesis dan sistem respon alergi tubuh.
- Naiknya metabolisme, seperti
detak jantung yang semakin cepat, atau pernafasan yang semakin cepat.
- Mempercepat pembekuan darah.
- Menaikkan asam dalam perut
(asam lambung).
General Adaption Syndrom dari
Hans Selye
Menurut Hans Selye, stres
merupakan ketidakmampuan mekanisme tubuh seseorang dalam beradaptasi dengan
berbagai macam tuntutan lingkungan. Selye menerangkan bahwa rangkaian perubahan
dalam mekanisme tubuh (GAS: General Adaptation Syndrome) tersebut terdiri dari
tiga tahapan :
a) Alarm : individu mulai merasa bahwa ada
tuntutan dari lingkungannya sebagai ancaman.
b) Resistance : mengatur kemampuan diri untuk
menghadapi tuntutan, dalam hal ini individu mulai melakukan berbagai coping
stres.
c) Exhaustion : jika stres
terus berkelanjutan/kronis, individu bisa kehabisan tenaga (kerusakan permanen
pada tubuh dan berujung kematian).
Pendapat Selye tersebut
berdasarkan hasil eksperimennya kepada sekelompok tikus yang disuntik dengan
larutan yang berbeda. Pada kelompok eksperimen, tikus-tikus disuntik dengan
ekstrak kimiawi tertentu secara setiap hari sehingga menimbulkan borok dan
masalah fisiologis lainnya seperti berhentinya pertumbuhan jaringan sistem
kekebalan pada tikus. Pada kelompok kontrol, tikus-tikus hanya disuntikkan air
garam yang seharusnya tidak menimbulkan efek apapun ternyata menunjukkan gejala
yang sama. Dari eksperimen ini Selye mencermati bahwa bukan substansi cairan
yang disuntikkan, tetapi karena penyuntikan setiap hari itu sendiri yang
menjadi penyebabnya.
Peneliti lain mengkritik
pendapat Selye dengan menyatakan bahwa stres bukan hanya dipandang sebagai
reaksi, namun stres juga harus dilihat sebagai fungsi dari individu yang
menafsirkan situasi. Reaksi orang tidak sama terhadap stressor yang sama,
tergantung bagaimana orang mempersepsikan situasi yang dihadapi karena peta
kognitif seseorang berbeda-beda.
Faktor Individual & Sosial
Penyebab Stress
Faktor Individual
1. Faktor Biologis. Faktor ini
juga terbagi kedalam beberapa tipe,
·
Gen. Keadaan individu pada masa konsepsi
dipengaruhi oleh sikap dan perilaku Ibu. Bagaimana ibu berperilaku ketika
sedang hamil, dan asupan gizinya apakah sudah terpenuhi atau malah defisiensi.
Ketika seorang ibu stress, otomatis bayi yang dikandungnyapun akan ikut stress
pula. Dan kebanyakan hal ini tidak disadari oleh si Ibu sehingga pada saat
melahirkan Ibu malah menyalahkan proses persalinan ketika anaknya cacat fisik
atau cacat mental.
·
Penyakit. Karena mempunyai penyakit langka,
sulit disembuhkan bahkan tak ada obatnya, seseorang bisa saja mengakhiri
hidupnya pada tali gantungan atau meminum racun. Penyakit yang membuat
seseorang merasa tak berguna dan tak mungkin sembuh bisa menjadi sebuah
stressor.
·
Tidur. Obat capek yang paling manjur adalah tidur.
Ketika porsi tidur seseorang tidak terpenuhi, maka akan terjadi tekanan dalam
diri orang tersebut ditandai dengan sensitivitas yang lebih tinggi dari biasa,
pusing, sulit beradaftasi dengan lingkungan dan belum menyadari dimana berada.
Hal tersebut akan menimbulkan stress baik pada tingkat ringan atau tinggi.
·
Postur tubuh. Kebanyakan, stressor ini
menyebabkan perempuan ingin melakukan apa saja untuk mendapatkan postur tubuh
yang diinginkan. Jika tidak terpenuhi, maka akan terjadi konflik dan tegangan
atau stress.
·
Kelelahan. Faktor ini tidak dapat dipungkiri
menjadi salah satu faktor penyebab stress yang paling utama. Ketika seseorang
merasa kelelahan, maka hal yang ingin segera dipenuhi adalah beristirahat.
Ketika keinginannya tidak terpenuhi maka akan terjadi tegangan dan menimbulkan
efek yang berbahaya.
2. Faktor Psikologis
·
Frustasi. Sudah sangat jelas bahwasannya
frustasi adalah penyebab seseorang mengalami stress. Ketika seseorang kecewa
dengan apa yang dia dapatkan, atau gagal dalam meraih apa yang diinginkan maka
banyak kemungkinan, orang itu akan mengalami
frustasi. Frustasi ditandai dengan menurunnya semangat hidup.
·
Perasaan dan Emosi. Marah, mudah tersinggung,
merasa tidak nyaman, merasa tidak aman, sedih, merasa bersalah dan lain-lain
adalah contoh perasaan dan emosi yang dapat menimbulkan stress.
·
Pengalaman Hidup. Perpisahan dengan orang yang
dicintai adalah stressor dari psikologis yang paling banyak mempengaruhi
tingkat kesadaran sesorang. Segala hal yang terjadi dalam kehidupan seseorang
yang tidak sesuai dengan yang diinginkan biasanya akan menimbulkan stress.
·
Keputusan Perilaku. Salah mengambil keputusan
membuat orang merasa takut dan tak mau lagi menjalani hidupnya. Salah
pengambilan keputusan ini menjadi salah satu faktor dari segi psikologis yang
dapat menyebabkan seseorang terkena stress.
·
Respon Perlawanan. Ketika seseorang melawan hal
yang terjadi namun dia tetap tidak merubah keadaan. Disaat itu, seseorang akan
merasa down dan tidak berguna. Stress akan datang pada orang-orang seperti itu.
Faktor Sosial
·
Keluarga. Faktor yang menyebabkan stress dari
keluarga misalnya adalah terjadi kesalahan pada pola asuh yang diberikan,
broken home, keadaan sosial ekonomi yang tidak sesuai harapan serta adanya
tradisi juga filsafat keluarga yang dianggap tidak sejalan dengan filsafat
individu.
·
Lingkungan. Peristiwa alam seperti gempa bumi,
tsunami, banjir dan longsor secara langsung akan membuat seseorang mempunyai
tegangan tinggi dalam dirinya, apalagi orang tersebut menjadi korban bencana
tersebut. Gaya hidup yang modern juga membuat orang mudah terkena stress.
·
Dunia Kerja. Tugas yang menumpuk yang harus
dikumpulkan besok, tugas yang jumlahnya sedikit namun tingkat kesulitannya
tinggi, kecelakaan dunia kerja serta kemonotonan pekerjaan adalah stressor yang
berasal dari dunia kerja yang mampu membuat orang mengambil keputusan untuk
mengakhiri hidupnya.
Tipe
Stress Psikologi
Tekanan
Tekanan timbul sebagai akibat
tekanan hidup sehari-hari. Tekanan dapat
berasal dari dalam diri
individu, misalnya cita-cita atau norma yang terlalu tinggi.
Tekanan yang berasal dari luar
individu, misalnya orang tua menuntut anaknya
agar disekolah selalu rangking
satu, atau istri menuntut uang belanja yang
berlebihan kepada suami.
Frustasi
Frustasi timbul akibat
kegagalan dalam mencapai tujuan karena ada aral
melintang, misalnya apabila ada
perawat puskesmas lulusan SPK bercita-cita
ingin mengikuti D3 AKPER
program khusus puskesmas, tetapi tidak diizinkan
oleh istri/suami, tidak punya
biaya dan sebagainya. Frustasi ada yang bersifat
intrinsik (cacat badan dan
kegagalan usaha) dan ekstrinsik (kecelakaan, bencana
alam, kematian orang yang
dicintai, kegoncangan ekonomi, pengangguran,
perselingkuhan, dan lain-lain).
Konflik
Konflik timbul karena tidak
bisa memilih antara dua atau lebih macam-macam keinginan, kebutuhan atau
tujuan. Ada 3 jenis konflik, yaitu :
·
Approach-approach conflict, terjadi apabila
individu harus memilih satu
diantara dua alternatif yang
sama-sama disukai, misalnya saja seseorang yang sulit menentukan keputusan
diantara dua pilihan karir yang sama-sama
diinginkan. Stres muncul akibat
hilangnya kesempatan untuk menikmati
alternatif yang tidak diambil.
Jenis konflik ini biasanya sangat mudah dan
cepat diselesaikan.
·
Avoidance-avoidance conflict, terjadi bila
individu dihadapkan pada dua
pilihan yang sama-sama tidak
disenangi, misalnya wanita muda yang hamil
diluar pernikahan, di satu sisi
ia tidak ingin aborsi tapi disisi lain ia belum
mampu secara mental dan
finansial untuk membesarkan anaknya nanti.
Konflik jenis ini lebih sulit
diputuskan dan memerlukan lebih banyak tenaga
dan waktu untuk
menyelesaikannya karena masing-masing alternatif memiliki
konsekuensi yang tidak
menyenangkan.
·
Approach-avoidance conflict, merupakan situasi
dimana individu merasa
tertarik sekaligus tidak
menyukai atau ingin menghindar dari seseorang atau
suatu objek yang sama, misalnya
seseorang yang berniat berhenti merokok,
karena khawatir merusak
kesehatannya tetapi ia tidak dapat membayangkan
sisa hidupnya kelak tanpa
rokok..
Kecemasan
Gangguan kecemasan merupakan
gangguan mental yang hampir dialami tiap orang dan semua umur yang bisa
menyebabkan stress , kecemasan dapat muncul dalam berbagai bentuk antara lain :
·
Gangguan Panik
·
Gangguan Fobia
·
Gangguan Obsesif Kompulsif
·
Gangguan Stress Pasca Trauma
·
Gangguan Stress Akut
·
Gangguan Kecemasan Umum
·
Gangguan Kecemasan Akibat Kondisi Kesehatan Umum
·
Gangguan Kecemasan Akibat Obat
Symptom
– Reducing Response Terhadap Stress
Reducing
Dalam bahasa indonesia reducing
itu mengurangi , mungkin maksud reducing dalam hubungannya dengan stress ,
bagaimana cara kita mengurangi stress yang terjadi , karna stress dapat
menurunkan produktivitas dan gangguan-gangguan mental.
Mekanisame Pertahanan Diri
Sebagian dari cara individu
mereduksi perasaan tertekan, kecemasan, stress atau pun konflik adalah dengan
melakukan mekanisme pertahanan diri baik yang ia lakukan secara sadar atau pun
tidak. Freud menggunakan istilah mekanisme pertahanan diri (defence mechanism)
untuk menunjukkan proses tak sadar yang melindungi si individu dari kecemasan
melalui pemutarbalikan kenyataan. Pada dasarnya strategi-strategi ini tidak
mengubah kondisi objektif bahaya dan hanya mengubah cara individu mempersepsi
atau memikirkan masalah itu. Jadi, mekanisme pertahanan diri melibatkan unsur
penipuan diri. Istilah mekanisme bukan merupakan istilah yang paling tepat
karena menyangkut semacam peralatan mekanik. Istilah tersebut mungkin karena
Freud banyak dipengaruhi oleh kecenderungan abad ke-19 yang memandang manusia
sebagai mesin yang rumit. Sebenarnya, kita akan membicarakan strategi yang
dipelajari individu untuk meminimalkan kecemasan dalam situasi yang tidak dapat
mereka tanggulangi secara efektif. Tetapi karena “mekanisme pertahanan diri”
masih merupakan istilah terapan yang paling umum maka istilah ini masih akan
tetap digunakan. Berikut ini beberapa mekanisme pertahanan diri yang biasa
terjadi dan dilakukan oleh sebagian besar individu, terutama para remaja yang
sedang mengalami pergulatan yang dasyat dalam perkembangannya ke arah
kedewasaan. Dari mekanisme pertahanan diri berikut, diantaranya dikemukakan
oleh Freud, tetapi beberapa yang lain merupakan hasil pengembangan ahli
psikoanalisis lainnya.
·
Represi
·
Supresi
·
Pembentukan Reaksi
·
Fiksasi
·
Regresi
·
Denial
·
Fantasi
·
Mengelak
·
Rasiolnalisasi
·
Proyeksi
·
Intelektualisasi
Strategi Coping Untuk Mengatasi
Stress
Setiap
manusia pasti mempunyai masalah, dari yang terkecil sampai yang terbesar.
Semuanya tergantung akan indvidu yang menjalani. Ada berbagai metode dalam
menyelesaikan, menghadapi, menghindari, ataupun meminimalisir suatu masalah,
akan tetapi tidak jarang kta menemui seseorang yang takut menghadapi suatu
permasalahan dan tidak mencari jalan keluar yang bijak. Jika seorang indivdu
salah atau kurang tepat dalam mengcoping suatu permasalahan, maka hasilnyapun
akan kurang memuaskan, bahkan dapat menimbulakn gangguan dalam pikiran dan
kejiwaannya, seperti depresi, stres dan gila. Coping ini secara bahasa
mempunyai makna menanggggulangi, menerima menguasai segala sesuatuyang
berangkutan dengan diri kita sendiri. Untuk mengendalikan emosi bisa dilakukan
dengan banyak cara, diantaranya dengan model penyesuaian, pengalihan dan coping.
Strategi coping itu sendiri
dapat diartikan sebuah cara atau prilaku individu untuk menyelesaikan suatu permasalahan.sedangkan macam-macam
copng itu sendiri menurut Santrock (1996) :
·
Strategi pendekatan (approach strategy)
Yaitu usaha kogntif untuk memahami
penyebab stres atau stressor dan usaha
untuk menangani hal tersebut dengan cara menghadapinya
·
Strategi menghindar (avoidance strategy)
Yaitu usaha kognitif untuk
menyangkal atau meminimalisir stessor yang muncul dalam prilaku dengan cara
menghindar dari hal tersebut
Bentuk-bentuk strategi coping
yaitu :
·
Perilaku coping yang beorientasi pada masalah
(problem focused coping-PFC) yaitu strategi kognitif dalam penanganan stress/
strategi kognitif yang digunakan individu dalam rangka menangani masalahnya.
·
Perilaku coping yang berorientasi pada emosi
(emotion focused coping-EFC) yaitu strategi penanganan stress dimana
individu memberikan respon terhadap
situasi stress dengan cara emosional.
faktor yang mempengaruhi coping
:
·
karakteristik situasional
·
faktor lingkungan
·
faktor personal atau perbedaan individu
Pendekatan
Problem Solving Terhadap Stress
Problem Solving
Istilah problem solving sering
digunakan dalam berbagai bidangilmu dan memiliki pengertian yang berbeda-beda
pula. Tetapi problemsolving dalam matematika memiliki kekhasan tersendiri.
Problemsolving dalam matematika adalah proses dimana seorang siswa ataukelompok
siswa menerima tantangan yang berhubungan denganpersoalan matematika dimana
penyelesaiannya dan caranya tidaklangsung bisa ditentukan dengan mudah dan
penyelesaiannyamemerlukan ide matematika. Secara garis besar terdapat tiga
macaminterpretasi istilah problem solving dalam pembelajaran matematika,yaitu:
1.problem solving sebagai
tujuan (as a goal)
2.problem solving sebagai
proses (as a process)
3.problem solving sebagai
keterampilan dasar (as a basic skill)
Bagaimana Meningkatkan
Toleransi Stress dan Berorientasi Pada Tugas
Seringkali menimbulkan reaksi
lebih stres dan psikosomatik: ruam berbagai
pada kulit, sakit kepala, nyeri
sendi dan nyeri otot, gastritis, ulkus, gangguan pencernaan
dan melemahnya umum imunitas.
Cobalah beberapa diusulkan di sini
tips dan mengajari tubuh Anda
untuk melakukan tanpa obat penenang, stimulan,
kafein dan rokok. # Dengarkan
tubuh Anda. Cobalah untuk memulai
paginya berkonsentrasi pada
memperbaiki keadaan kesehatan dan perasaan dalam tubuh. Bertanya
diri sendiri: "Apa yang
harus tubuh saya hari ini", "? mana ada daerah ketegangan"
"Apakah saya memiliki
banyak usaha dan energi?", "Apa yang saya perlu merasa
keberanian? ". Cobalah
untuk menjaga dialog sesering mungkin dan, jika mungkin
melakukan sesuatu yang
membutuhkan tubuh Anda. Misalnya, pergi tidur lebih awal dan minum
kurang kopi atau makan lebih
banyak buah. # Mengisi dosis vitamin D, karena
ini adalah antioksidan terbaik,
yang melindungi kita dari kanker, osteoporosis,
multiple sclerosis dan
diabetes. Cara termudah untuk memperkaya diri sendiri dengan vitamin
D - ini adalah berjemur. Dan
pada vitamin yang sangat baik dingin dan mendung
Selain itu adalah penggunaan
ikan berminyak seperti halibut, salmon, sarden,
makarel, mackerel dan ikan
trout. # Belajarlah untuk memaafkan. Meskipun kesederhanaan ini
pernyataan, banyak ilmuwan
setuju tentang manfaat pengampunan. Membenci
pada orang, kita kembali ke
bagian primitif otak (salah satu yang dan
reptil), dan yang memprovokasi
kita untuk reaksi jenis lari atau menyerang.
Jadi kita menjaga tubuh dan
pikiran kita dalam stres yang konstan, yang kemudian
mempengaruhi kesehatan kita. #
Lebih Anda berjalan, berlari, berenang,
melompat di trampolin (Anda
dapat membeli trampolin kecil) dan sebagainya.
Bahkan latihan fisik yang
paling dasar meningkatkan tingkat norepinorfina
di otak, suatu zat yang
membantu kita untuk lebih menahan stres. Praktek #
yoga, meditasi, tai chi, atau
latihan pernapasan. Praktek kuno ini
berkontribusi pada pencapaian
keseimbangan antara tubuh dan pikiran, memperlambat denyut jantung,
pernapasan dan relaksasi otot
yang mendalam. Mulai kecil: lima bermeditasi
menit sehari, sebelum tidur dan
setelah bangun. Sebuah hasil positif akan
Anda energi untuk latihan lagi.
# Mengurangi jumlah cookie,
kue dan karbohidrat lainnya,
disusun dengan menggunakan dimurnikan
gula dan tepung putih. Makanan
seperti meningkatkan hormon kortisol atau
stres dalam tubuh. Produk yang
berkontribusi pada hormon
Saldo mengandung omega-3
(salmon, herring, mackerel, halibut, sarden, biji
rami) dan vitamin B5 (kubis,
brokoli, produk gandum, telur).
# Belajarlah untuk mengatakan
tidak. Jika Anda ingin istirahat dari minggu yang sibuk,
dan teman-teman Anda menyeret
Anda ke pesta, atau tetangga yang bosan dan ingin ngobrol
kemudian belajar bagaimana
untuk menolak kegiatan yang tidak diinginkan, dan Anda melakukan apa yang Anda
inginkan
Anda. Sejumlah besar kasus,
komunikasi terlalu banyak kentara meningkatkan
stres dan tidak memberikan
kesempatan untuk tinggal bersamanya saja. # Sering gilirannya
komputer dan TV dan hanya
berjalan-jalan atau praktek tai chi atau studi
masak masakan baru, atau hanya
menghabiskan waktu bersama keluarganya. # Dengarkan
musik santai atau klasik, suara
ombak, burung-burung bernyanyi, mengoceh sungai
atau suara hujan. # Carilah
hobi atau bentuk tenaga kerja manual, apakah
bordir, lukisan, fotografi atau
menggambar rangkaian bunga. Seperti
penelitian mengungkapkan
kreativitas kita dan membantu untuk meringankan stres.
Sumber :
· http://healthmoslemcommunity.wordpress.com/2010/01/14/tanda-tanda-dampak-stress-bagi-tubuh-kita-2/
· http://fitri-danpsikologipendidikan.blogspot.com/2011/04/faktor-faktor-penyebab-stress-stressor.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar