Jumat, 08 November 2013

Pengorganisasian Struktur Manajemen

Manfaat Struktur Fungsional dan Struktur Divisional
Departementasi
Efisiensi kerja tergantung kepada keberhasilan integrasi satuan-satuan yang bermacam-macam dalam organisasi. Proses penentuan cara bagaimana kegiatan dikelompokan disebutkan departementasi. Pembahasan tentang otoritas , tanggung jawab , delegasi dapat diakatakan hal-hal yang vertikal dalam pengorganisasian.Kita melihat hubungan dari atasan ke bawahan / sebaliknya. Macam bentuk departementasi yaitu :
1.      Departementasi Fungsional : Mengelompokan fungsi yang sama / kegiatan sejenis untuk membentuk satuan organisasi. Ini merupakan bentuk organisasi yang paling umum dan bentuk dasar departementasi. Kelebihan departemen fungsional : pendekatan ini menjaga kekuasaan dan kedudukan fungsi-fungsi utama , menciptakan efisiensi melalui spesialisasi , memusatkan keahlian organisasi dan memungkikan pengawasan manajemen puncak terhadap fungsi-fungsi yang ada dalam organisasi.
2.      Departementasi Devisional : sejumlah unit yang otonom , amsing-masing secara khas adalah rokrasi mesin yang dikoordinasi secara terpusat oleh sebuat kantor pusat. Karena divisi-divisi tersebut berdiri sendiri , ia memberi kepada manajemen menegah – para manajer divisi- kontrol yang cukup besar. Dengan membagi divisi-divisi atas dasar produk , wilayah , langganan dan proses dimana tiap divisi merancang , memproduksi dan memasarkan prosuknya sendiri.
a.       Struktur organisasi divisional atas dasar produk : Setiap departementasi bertanggung jawab atas suatu produk yang berhubungan. Struktur ini dipakai bila teknologi pemrosesan dan metode pemasaran sangat berbeda.
b.       Struktur organisasi divisional atas dasar wilayah : Pengelompokan kegiatan atasa dasar tempat dimana operasi berlokasi atau menjalankan usahanya.Faktor yang menjadi pertimbangan ialah bahan baku , tenaga kerja , pemasaran , transportasi dan lain sebagainya.
c.       Struktur organisasi divisional atas dasar langganan : Pengelompokan kegiatan yang dipusatkan pada penggunaan produk , terutama dalam kegiatan pengelompokkan penjualan , pelayanan.
d.       Struktur organisasi divisional atas dasar proses : Pengelompokan kegiatan atas dasar proses yang sering dijumpai dalam departemen produksi. Kegiatan-kegiatan ini dapat dikelompokan menjadi departemen pemboran , penggilingan , penggergajian , perakitan dan penyelesaian terakhir. Ini digunakan atasa dasar pertimbangan ekonomis.
e.       Struktur organisasi divisional atas dasar alphanumerical : dapat digunakan pada pelayanan telepon , misalnya nomer 000000500000 ditempatkan dalam satu departemen dan lainnya ditempatkan di departemen yang lain juga.
Kelebihan departemen : Semua kegiatan,keterampilan,keahlian untuk memproduksi dan memasarkan dikelompokkan menjadi satu dibawah seorang kepala , semua kegiatan mudah untuk dikoordinasi dan prestasi kerja terpelihara , kualitas dan kecepatan pembuatan keputusan meningkat , menempatkan pengembangan dan implementasi strategi dekat dengan lingkungan divisi yang khas , merumuskan tanggung jawab dengan jelas dan perhatian dipusatkan pertanggungjawaban atas prestasi kerja , membebaskan para kepala eksekutif dalam pembuatan keputusan strategi lebih luas , cocok untuk lingkungan yang cepat berubah dan memperahankan spesialisasi fungsional dalam setiap divisi.
3.      Organisasi Proyek dan Matriks : merupakan bentuk departementasi campuran. Ini dilakukan dengan mengkombinasikan kebaikan-kebaikan dari sistem fungsional dan divisional dengan menghindarkan segala kelemahannya. Kebaikan organisasi proyek dan matriks : memaksimumkan efisiensi penggunaan manajer fungsional , mengembangkan keterampilan dan kreativitas karyawan serta fleksibilitas kepada organisasi , melibatkan motivasi dan menantang karyawan serta memperluas pandangan manajemen terhadap masalah strategi perusahaan yang akhirnya membebaskan manajemen puncak untuk perencanaan dan menstimulasi kerjasama antar disiplin dan mempermudah kegiatan perusahaan dengan orientasi proyek.
Hirarki perusahaan itu terdiri atas beberapa lapisan otoritas ; mulai dari presiden direktur , wakil presiden , manajer-manajer , kepala divisi , kepala-kepala departemen , para opseter sampai pada mandor dan buruh-buruh. Kecuali lapisan paling atas , semua orang mempunyai majikan atau boss , dan setiap orang mempunyai tugas pekerjaan sendiri. Sistem otoritas ini dikenal sebagai organisasi – garis yang menyajikan pembagian kerja pada struktur organisasi. Semakin besar perbedaan stratifikasi / lapisan tersebut , semakin besar pula distansi/jarak sosial diantara buruh , pegawai dari bagian-bagian yang berbeda itu dengan lapisan atasan. Presiden direktur dan manajer senior , umpamanya , tidak banyak mengetahui masalah-masalah teknis yang mendetail dari bagian-bagian perushaan yang paling “bawah” . Karena fungsi mereka lebih banyak berurusan dengan maslah policy(kebijakan) dan tujuan-tujuan umum. Namun jelas , bahwa setiap manajer itu secara primer harus memperthanakan koordinasi dari aktivitas manusiawi ; yaitu aktivitas individu-individu yang mempunyai emosi-emosi dan motivasi kerja tertentu. Hal ini perlu untuk memanfaatkan secara optimal energi dan bakat orang untuk berproduksi. Tidak bisa diingkari bahwa organisasi garis merupakan bagian paling penting dari struktur sosial perusahaan. Namun ada dua struktur lainnya yang sangat potensial yaitu disamping bisa menjadi sumber energi juga bisa menjadi sumber konflik didalam perusahaan jika tidak terkoordonor dengan baik. Kedua struktur tersebut ialah organisasi fungsional dan organisasi staf. Jika organisasi garis itu operasinya beradasarkan otoritas , maka struktur fungsional berdasarkan tipe pekerjaan yang harus dilaksanakan.Sedang organisasi staf berlandaskan spesialisasi / kepakarannya.

Kerugian Struktur Fungsional dan Struktur Divisional
Struktur Fungsional :
·         Menciptakan konflik antar fungsi
·         Adanya kemacetan pelaksanaan tugas
·         Umpan balik yang lambat
·         Memusatkan pada kepentingan tugasnya
·         Para anggota berpandangan lebih sempit serta kurang inovatif


Struktur Devisional :
·         Berkembangnya persaingan disfungsional potensial atas sumber daya perusahaan dan konflik antara tugas dan prioritas
·         Seberapa besar delegasi wewenang yang diberikan
·         Masalah kebijaksanaan dalam alokasi sumber daya dan distribuasi biaya overhead perusahaan
·         Menimbulkan konsistensi kebijaksanaan antar divisi
·         Masalah duplikasi sumber daya dan peralatan yang tidak perlu

Sumber :
Amir ,M.Taufiq.Belajar Manajemen dari Konteks Dunia Nyata.Jakarta:Graha Ilmu.
Dr. Kartini Kartono.Psikologi Sosial Untuk Manajemen,Perusahaan dan Industri.Jakarta:PT.Raja Grafindo.1994.
Mukhyi,Muammad Abdul & Saputro , Imam Hadi.Pengantar Manajemen Umum.Jakarta:Gunadarma.1995.

Robbins , Stephen P.Teori Organisasi Struktur,Desain&Aplikasi..Jakarta:Arcan.1994.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar